Kejahatan Dimas Kanjeng

Inilah Pengakuan Korban Penggandaan Uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi

"Kalau saya sih uang maharnya Rp 5 juta dan dijanjikan akan digandakan menjadi Rp 50 juta tapi menunggu lima tahun. Tahun ini saya waktunya mendapatka

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Yoni
surya/Galih Lintartika
TENANG: Lokasi para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang menunggu pencairan uang, Jumat (23/9/2016) 

SURYA.co.id | PROBOLINGGO - Wajah Lukman, asal Gorontalo ini terlihat pasrah saat mendengar berita bahwa Dimas Kanjeng Taat Pribadi diringkus Polisi.

Ia merupakan salah satu pengikut Dimas Kanjeng dan percaya bahwa yang bersangkutan bisa menggandakan uang.

Bahkan, ia pun sempat mengeluarkan uang atau yang biasa disebut sebagai mahar di awal proses penggandaan uang ini.

Hanya saja, Lukman enggan menyebutkan nominal uang mahar yang sudah diberikan ke Dimas Kanjeng.

Tiga tahun lalu, ia datang ke padepokan dengan membawa uang mahar. Sesuai dengan jadwalnya, ia akan mendapatkan penggandaan itu tahun ini.

Namun, lagi - lagi, ia tidak membeberkan berapa janji Dimas Kanjeng melipatkan gandakan uang maharnya.

"Tahun ini seharusnya saya dapat hasil panen itu. Penggandaan uang mahar saya tahun ini cair," katanya.

Dia pun khawatir tertangkapnya Dimas Kanjeng ini membuat uang maharnya terancam tidak kembali.

Namun, ia menegaskan kembali atau tidak uang maharnya itu, ia akan pulang ke Gorontalo.

"Saya sudah tidak memikirkan uang mahar itu, yang jelas dalam jangka waktu dekat saya akan pulang ke rumah saja," terangnya.

Pria 55 tahun ini menjelaskan, sudah empat bulan menetap di padepokan. Selama empat bulan ini, ia mengikuti rutinitas yang ada di padepokan, mulai olahraga di pagi hari, salat lima waktu, mengaji, atau pun mendengarkan tausiah.

"Jadi, bagi siapapun yang membayar uang mahar dan ingin uangnya digandakan harus mau tinggal di Padepokan. Tinggal di padepokan ini dilakukan saat menjelang pencairan saja. Kayak saya tahun ini kan mau cair, makanya saya tinggal di Padepokan," ungkapnya.

Ia mengaku, sudah banyak meninggalkan semua aktivitas dan keluarganya yang ada di Gorontalo.

Ia meninggalkan bisnisnya yang sudah berjalan di Gorontalo demi mewujudkan proses penggandaan uang mahar yang sudah diberikannya ke Padepokan Dimas Kanjeng.

"Siapa yang tidak tergiur, uang dari nilai kecil bisa menjadi nilai besar tanpa harus lelah bekerja. Saya dulu mendengar info ini dari saudara saya di Malang, dan saya tertarik mencobanya," ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved