Lebaran 2016
37.000 Pemudik Padati Stasiun Gubeng, hingga Malam ini Diperkirakan masih Meningkat
"Besok (hari ini) para pekerja sudah mulai masuk seperti biasanya. Makanya banyak orang yang memilih balik ke perantauan hari ini."
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Sekitar 37.000 pemudik memadati Stasiun Gubeng, sejak Minggu (10/7/2016) pagi.
Jumlah ini meningkat dibandingkan pada Sabtu (9/7/2016) yang hanya sekitar 32.788 penumpang.
Lonjakan ini sudah diperkirakan sejak awal akan menjadi puncak arus balik musim mudik tahun 2016.
Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional (Daops) 8 Suprapto mengatakan, pihaknya sudah memprediksikan bahwa Minggu (10/7/2016) merupakan puncak arus balik bagi pemudik kembali ke kota perantauan.
"Besok (hari ini) para pekerja sudah mulai masuk seperti biasanya. Makanya banyak orang yang memilih balik ke perantauan hari ini," katanya saat dikonfirmasi Surya.co.id.
Dia mengatakan, jumlah penumpang di Stasiun Gubeng diperkirakan mencapai 37.000.
Hingga pukul 17.00, data yang masuk sudah ada sekitr 35.000 penumpang.
"Jumlah penumpang setelah Lebaran ini berasal dari angkutan KA ekonomi lokal sebanyak 40 persen, KA ekonomi jarak jauh 30 persen, KA eksekutif 25 persen, dan KA bisnis sebanyak 5 persen," terangnya.
Suprapto menjelaskan, dalam arus balik tahun ini, penumpang untuk kereta tujuan lokal dan jarak jauh sama-sama padat.
Untuk lokal, tiket KA jurusan Bojonegoro, Madiun, Kertosono, Jombang, Blitar, Kediri, Malang, Jember, dan Banyuwangi ludes terjual.
Sedangkan untuk KA jarak jauh jurusan Jakarta dan Bandung yang ludes terjual.
"Jumlah ini kemungkinan masih akan meningkat sampai nanti malam. Ditunggu saja perkembangannya seperti apa," tandasnya.
Suprapto menegaskan, jumlah pemudik yang menggunakan kereta api untuk angkutan lebaran tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu.
Total jumlah penumpang yg telah naik dari tanggal 21 juni 2016 (H-15) sampai dengan 9 Juli 2016 (H+2) di wilayah PT KAI Daop 8 surabaya berjumlah 485.627 alia hampir sama dengan tahun 2015 yang berjumlah 484.321 penumpang.
"Kemungkinan banyak pemudik yang ingin menghindari kemacetan sehingga memilih mudik menggunakan kereta api dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi," paparnya.
Dari pantauan Surya.co.id, kepadatan itu memang terlihat dari gerbang kedatangan ataupun keberangkatan di Stasiun Gubeng sejak pagi.
Mayoritas pemudik membawa terlihat membawa tas besar atau koper dan sebungkus kardus berisikan oleh-oleh.
"Saya pulang hari ini, karena besok papanya sudah masuk kerja," kata Neneng, pemudik asal Bandung
Neneng usai mengunjungi rumah orang tuanya di kawasan Rungkut, Surabaya. Ia mudik bersama suami dan tiga anaknya.
Neneng memilih KA Turanggga kelas eksekutif jurusan Surabaya Gubeng - Bandung.
"Untung saja masih dapat tiketnya. Kemarin waktu pesan dari Bandung itu sudah hampir habis. Ini pun kami tidak sebangku. Papanya sama anak saya yang pertama tidak dapat tempat duduk sebangku akhirnya terpaksa pisah," terangnya.
Penumpang lainnya, Munirul Aflachah mengaku sengaja memilih kereta api Bangunkarta jurusan Surabaya Gubeng -Jakarta Gambir sebagai angkutan mudik dibandingkan menggunakan mobil. Ia bersama suami dan empat anaknya mudik ke Waru, Sidoarjo.
"Kalau kemarin saya naik mobil bisa terkena imbas macet di Brebes . Untung saja saya sama anak-anak pilih naik kereta saja tahun ini," paparnya.
Dia mengaku demi mendapatkan tiket kereta, rela antre selama tiga jam di Stasiun Gambir Jakarta satu bulan sebelum keberangkatan.
"Kalau tidak ya bisa batal rencana mudiknya ke Sidoarjo. Soalnya waktu beli itu sudah banyak yang antre beli tiket pulang pergi," pungkasnya.