Wirausaha
415 Mahasiswa Binaan HIPMI Jatim Rintis Bisnis Baru
Bisnis yang dilakukan 415 mahasiswa itu tersebar di berbagai daerah. Mulai Surabaya, Malang, Bangkalan, Kediri, Madiun, hingga Banyuwangi.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim mendorong 415 orang mahasiswa yang dibina memulai bisnis baru di bulan Ramadan ini.
Pasalnya peluang bisnis di bulan ini dinilai cukup besar, terutama bisnis penyediaan makanan dan minuman (mamin), kuliner, serta pakaian.
Ketua Umum HIPMI Jatim Giri Bayu Kusuma, mengatakan, Ramadan dinilai tepat memulai bisnis baru bagi mahasiswa, karena di bulan ini, berbagai peluang pasar lebih terbuka untuk memenuhi kebutuhan umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa.
"Makanya dengan dorongan dan bimbingan yang kita lakukan, mereka mau terjun belajar bisnis secara nyata dengan memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan," ujarnya, Kamis (16/6/2016), di sela-sela acara Safari Ramadan HIPMI Jatim, di Surabaya.
Menurut Giri, bisnis yang dilakukan 415 mahasiswa itu tersebar di berbagai daerah. Mulai Surabaya, Malang, Bangkalan, Kediri, Madiun, hingga Banyuwangi.
"Lokasi bisnis yang dipilih terutama yang sesuai dengan kampus asal mahasiswa," jelasnya.
Untuk bisnis yang dirintis, ada yang membuka bisnis kuliner dan aksesoris ibadah. Ada pula yang memulai bisnis perikanan dan pertanian.
"Macam-macamlah," tegasnya.
Selain mendorong dan membimbing, HIPMI Jatim, kata Giri juga secara organisasi juga membantu promosi dengan memanfaatkan jaringan HIPMI yang ada di kabupaten/kota.
Bahkan secara personal, ada sejumlah pengurusnya HIPMI yang sinergi untuk meminjami modal para mahasiwa tersebut. Dirinya misalnya, secara pribadi meminjami modal untuk bisnis kuliner kecil-kecilan mahasiswa yang ada di Bangkalan dan Malang.
"Yang penting, mereka berani terjun bisnis dulu. Memulai inilah yang paling penting,” tandasnya.
Hal itu dinilai penting, karena mahasiswa menjadi salah satu sumber utama pencetakan pengusaha muda baru. Sumberdaya yang mereka miliki relatif lebih siap dibanding segmen muda lainnya.
Apalagi berdasar survei terbatas yang dilakukan HIPMI Jatim pada bulan Maret-April lalu, menunjukkan bahwa 63 persen mahasiswa masih berparadigma setelah lulus ingin menjadi karyawan.
"Mindset ini harus diubah. Kalau mau ekonomi negeri ini bisa cepat maju, bisnislah yang harus diperbanyak," pungkas Giri.