Berita Banyuwangi
Empat Dusun di Muncar Banyuwangi Dilanda Banjir, Satu Orang Tewas
"Tadi kondisi korban sudah diperiksa memang dinyatakan meninggal dunia karena murni kesetrum," kata Agus kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni
SURYA.co.id | BANYUWANGI - Banjir melanda empat dusun di Muncar, yakni dusun Krajan di Desa Kedungwringin dan Desa Kedungrejo. Kemudian dusun Wringinputih Desa Kabat Mantren dan dusun Kedungdandang Desa Tapanrejo, Rabu (8/6/2016).
Akibat peristiwa ini satu orang meninggal dunia.
Satu orang yang meninggal dunia itu diketahui bernama Ny. Maisah (41), berasal dari Dusun Krajan RT 4 RW 9 Desa Kedungringin.
Korban meninggal dunia akibat tersengat arus listrik. Berdasarkan informasi, sekitar pukul 02.30, korban panik akibat air masuk ke rumah.
"Ternyata di bawah ada stop kontak kipas angin. Korban mau pindahkan akibat air sudah masuk. Ternyata korban kena setrum," kata Kapolsek Muncar Kompol Agus Dwi Jatmiko.
Agus mengaku pihaknya langsung bergegas mendatangi tempat kejadian dan berusaha menolong. Tapi karena kondisi lokasi kejadian masih tergenang banjir, sehingga sejumlah petugas kesulitan untuk melalukan evakuasi.
"Tadi kondisi korban sudah diperiksa memang dinyatakan meninggal dunia karena murni kesetrum," kata Agus kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Agus mengatakan, tidak ada korban lainnya. Jenasah korban akan dimakamkan di Jember, dan telah diberangkatkan mengenakan ambulan Puskesmas Kedungrejo.
Kepala Dinas PU Banyuwangi, Guntur Priambodo mengatakan, banjir ini merupakan luapan dari Kali Blambangan. Ini akibat curah hujan yang tinggi selama enam jam, sejak pukul 17.30 hingga 23.30, Selasa (7/6/2016).
"Kali Blambangan merupakan pertemuan kali Wagut dan Kali Sraten," kata Guntur kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Hujan yang terjadi selama enam jam tersebut, dengan curah hujan 165 mm dengan banjir diatas 180 M3/dt dan merupakan siklus banjir 15 tahunan.
Debit puncak mulai jam 23.00 malam di Dam Blambangan terjadi overtopping keluar, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi banjir sesuai SOP Dam.
"Sesuai SOP pukul 23.30, pintu flushing dibuka secara perlahan. Dampak apabila tidak dibuka pertama akan menggenangi area sawah DI Blambangan 1650 Ha," kata Guntur.
Dampak kedua dampak banjir yang lebih besar di hulu Dam Blambangan, dan ketiga merusak sistem mekanical dan electrical Dam Blambangan karena tergenangi air.
Untuk di Kedung Ringin dan Tembok Rejo dikarenakan tangkis sungai Blambangan kurang tinggi di titik-titik tertentu.
Sehingga ketika debit sungai naik terjadi overtopping dan masuk ke pemukiman atau jalan.
Untuk Kedung Rejo, karena lanhope jembatan Kedung Rejo kurang lebar sehingga terjadi bottle neck yang mengakibatkan over topping ke jalan dan pemukiman. Selain itu juga diakibatkan adanya pendangkalan terhadap sungai Blambangan.
Guntur mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Di antaranya membuat tangkis sungai pada titik-titik terendah.
"Melebarkan jembatan Kedung Rejo, dan melakukan normalisasi Kali Blambangan pada titik-titik pendangkalan," kata Guntur kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Hasil perhitungan debit banjir Selasa malam sebesar 255 M3/dt. Beberapa perahu nelayan yang sandar di Sungai Blambangan terbawa arus dan rusak. Selain itu, juga mengakibatkan 2 ha tanaman padi, 2 ha kedelai, dan 1 ha buah naga tergenang air.