Berita Ekonomi Bisnis
Kampanyekan Etika Berbisnis, Bos Finna Dirikan Susilo Institute di Amerika, Tiga Poin ini Fokusnya
Lembaga kajian yang mengusung tagline for Ethics in a Global Economy ini menggandeng Boston University (BU), Amerika.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Parmin
SURYA.co.id | PASURUAN - Harry Susilo, Pendiri Sekar Group, produsen kerupuk merek Finna asal Sidoarjo, medirikan Susilo Institute. Ini sebagai wujud keprihatinan atas tidak diugeminya etika oleh pelaku bisnis global.
Lembaga kajian yang mengusung tagline for Ethics in a Global Economy ini menggandeng Boston University (BU), Amerika untuk melakukan kajian ilmiah dengan fokus utama pentingnya mengedepankan etika dalam pengambilan keputusan bisnis ekonomi global.
Meski baru didirikan pada 2014, materi pendidikan dari Susilo Institute saat ini telah menjadi salah satu mata kuliah wajib di salah satu kampus di Negeri Paman Sam dan diharapkan akan diikuti kampus lainnya di berbagai negara.
Finna Huang, putri Sulung Harry Susilo, mengatakan ada tiga hal menjadi fokus dari Susilo Institute. Yakni, pengajaran, riset, dan aplikasi di lapangan.
"Teknik pengajarannya disesuaikan dengan kondisi kekinian agar etik benar-benar menjadi dasar generasi muda dalam menjalankan bisnisnya,” ujarnya, Kamis (26/5/2016), di Finna Golf & Country Club Resort.
Alasan Harry mendirikan Susilo Institute di Amerika karena ayahnya, kata Finna, yang juga alumnus BU ini, kurang mengenal banyak akademisi dan pendidikan di dalam negeri.
Harry Susilo lebih banyak mengenal sistem pendidikan di BU sering mengunjungi kampus ini, untuk memantau sekaligus mengetahui proses belajar anaknya di sana.
Namun, kedepan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan bekerjasama dengan kampus di Indonesia.
"Dengan begitu, Susilo Institute juga dapat berkontribusi mengembangkan etika bisnis yang lebih baik di sini di masa yang akan datang,” terangnya.
Direktur Susilo Institute UB, Laura Hartman menjelaskan, Susilo Institute didirikan tahun 2014.
Saat ini lembaga kajian ini sudah bekerjasama dengan sejumlah kampus di luar Amerika Serikat. Seperti, Korea Selatan, Tiongkok, dan Inggris.
Itu kita lakukan, karena dalam bisnis global, etika merupakan aspek yang sangat penting.
Salah satu aspek menjadi bagian dari keberlangsungan usaha yang dirintis seseorang.
"Makanya, harus digaungkan ke semua negara," ucapnya.
Dalam bisnis, lanjut Laura, kejujuran merupakan hal yang sangat penting. Jika tak ada kejujuran dalam bisnis, maka bisnis tersebut dipastikan tinggal menunggu kebangkrutan dan kehancuran.