Citizen Reporter

Menjelajah China dengan Dakon Jawa

banyak cara menyukai pelajaran sejarah... lewat permainan tradisional dakon menjadi cara hebat menguasai sejarah sekaligus melestarikan dakon...

Editor: Tri Hatma Ningsih
whatsupindonesia
dakon 

Reportase : Novita Umika Sari
Guru Sejarah di SMA Muhammadiyah 1 Malang
fb.com/novita umika sari

MATA pelajaran sejarah bagi sebagian pelajar mungkin dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan terkesan bak dongeng. Namun tidak bagi pelajar kelas X IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Malang.

Kamis (18/2/2016) pagi, saat mata pelajaran sejarah peminatan, mereka sedang asyik menjelajah daratan China. Bukan kerja kelompok atau ceramah guru mata pelajaran, melainkan dengan permainan tradisional dakon atau congklak.

Tata cara permainannya pun tidak jauh beda dengan dakon pada umumnya. Bedanya, jika permainan dakon menggunakan biji sawo kecik, maka siswa-siswi tersebut menggunakan kertas yang sudah dimodifikasi sedemikan rupa.

Kertas-kertas tersebut berisi soal-soal tentang peradaban China, ada hukuman bagi jawaban yang kurang tepat, dan hadiah bagi jawaban yang tepat. Dakonnya pun dibuat dari kertas karton.

Hal ini dilakukan selain untuk mempermudah siswa dalam memahami materi juga bertujuan untuk mengajari pentingnya nilai-nilai kearifan lokal, dalam hal ini  permainan dakon.

"Kami lebih memahami materi yang dipelajari dengan cara permainan ini," pengakuan para siswa. Selain itu, dengan menggunakan dakon, mereka lebih bersemangat dalam belajar. Apalagi mata pelajaran sejarah ada di jam terakhir, tutur Izzah Shofi, anggota kelompok yang membuat dakon sejarah.

Namun demikian, penggunaan dakon ini mempunyai kekurangan. Siswa yang terlibat hanya beberapa orang saja, sedangkan siswa yang lain sebatas berpartisipasi dengan menjawab soal.

Dakon bukan hanya satu-satunya permaiman tradisional yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Masih banyak permainan tradisional lainnya yang bisa digunakan.

Sambil menyelam minum air, ujar pepatah. Sambil belajar sejarah, mari melestarikan permainan tradisional.

 


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved