Kerajinan Tradisional Khas Jatim Dipajang di Hotel Majapahit
Kabupaten dan kota di Jatim punya beragam bentuk dan jenis barang kerajinan. Baik berbentuk kain, busana, aksesoris, hingga suvenir hiasan dinding.
Penulis: Achmad Pramudito | Editor: Achmad Pramudito
SURYA.co.id | SURABAYA - Kabupaten dan kota di Jawa Timur memiliki beragam bentuk dan jenis barang kerajinan. Baik yang berbentuk kain, busana, aksesoris, hingga suvenir untuk hiasan dinding maupun meja.
Semua barang berharga dan dalam bentuk artistik itu lengkap ada di lobi Hotel Majapahit. Puluhan jenis barang itu dipajang hingga akhir Februari 2016.
Barang kerajinan itu antara lain, bunga dari kulit jagung (klobot) karya perajin dari Malang. Juga ada kerajinan khas Tulungagung dalam bentuk hiasan meja, tatak gelas, tempat lilin, kap lampu, dan piring saji yang semuanya dari bahan marmer. Dari perajin Madura tersaji aneka bentuk ukiran kayu untuk hiasan dinding.
Yang tak kalah menarik adalah miniatur kapal Phinisi dan Dewa Ruci. Kapal legendaris yang terpapar cantik dalam botol ini rancangan perajin Mojokerto. Dari Banyuwangi ada piring dari bahan kayu manis yang dilapisi resin (bahan pelapis keramik).
Bagi wanita, ada tas dari bahan tempurung kelapa. Sedang dari Surabaya dipajang gaun batik tulis. Semua hasil kerajinan khas Jawa Timur itu ditawarkan mulai dari Rp 10.000 untuk aksesoris dan pajangan, hingga Rp 6 juta untuk batik tulis.
“Tiap bulan kami memang memberi kesempatan perajin untuk pameran. Kali ini kami jalin kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Jatim selama sebulan,” ujar Igga Mone, Promotion and Communications Hotel Majapahit Surabaya.
Menurut Igga, menggelar pameran kerajinan ini tidaklah mudah. “Selain ada standar yang harus dipatuhi oleh pihak penyelenggara, tidak semua UMKM memiliki produk yang ready stock, sering kali harus ada diskusi hingga sebulan lebih untuk kesepakatan bersama,” ucapnya.
Igga berharap, pameran ini akan mengundang para tamu hotel, khususnya dari mancanegara untuk mengenal produk kerajinan lokal Jatim. "Biasanya tamu apalagi dari mancanegara ingin membeli sesuatu sebagai oleh-oleh ketika kembali ke negaranya. Ini kami anggap peluang, selain untuk menambah revenue juga mendukung usaha kecil dan menengah," tegas Igga.
Ditambahkan pula,"Tamu senang pada produk kerajinan kita yg unik, tidak terlalu besar hingga mudah dibawa pulang dan tidak terlalu mahal kecuali untuk barang-barang koleksi."