Financial Planning
Anda Generasi Sandwich, Ini Tips untuk Mengelola Keuangan
Pos-pos lain seperti menabung, investasi, asuransi, cicilan hutang sebisanya jangan terganggu.Kalau butuh tambahan, kurangi pos investasi reguler
Penulis: Titis Jati Permata | Editor: Adi Sasono
SURYA.CO.ID - Ada beragam impian yang ingin diwujudkan pasangan yang baru menikah. Mulai membeli rumah beserta perabot isinya, mobil, maupun menyisihkan uang untuk kebutuhan keluarga atau investasi.
Namun, impian tersebut bisa pudar karena penghasilan yang didapatkan harus disisihkan lagi untuk mengurus dan menanggung keperluan orangtua.
Hal tersebut sebenarnya lazim terjadi di keluarga Indonesia, bahkan seperti turun temurun. Orang tua ketika pada usia pensiun dan sudah tidak berpenghasilan akan menjadi tanggungan anak-anaknya.
Ditutukan Financial Planner Mimien Soesanto, CI, RPP, masalah yang dihadapi keluarga muda tersebut menempatkan mereka sebagai generasi sandwich.
Di mana mereka sedang membangun keluarga kecil mereka tetapi di lain pihak mereka juga harus mengurus dan menanggung orang tua.
Kalau anaknya banyak, seperti keluarga tahun 50-70 an yang memiliki anak bisa sampai 10 orang, maka biaya orang tua tersebut bisa ditanggung seluruh anak.
Sehingga mungkin jatuhnya tidak akan terlalu besar. Ini karena biaya hidup orangtua ditanggung orang banyak dan tentu tidak mempengaruhi cash flow keluarga anak-anaknya secara berarti.
“Masalahnya sekarang rata-rata anak keluarga muda Indonesia dua orang anak saja. Bahkan banyak yang memiliki satu orang anak saja. Alangkah beratnya beban yang akan ditanggung si anak di kemudian hari,” ujar Mimien Soesanto
Oleh sebab itu, menurut Mimien, generasi sandwich ini harus diputus mata rantainya. Namun memang tak gampang untuk memutus hal tersebut begitu saja.
Nah, Mimien menyarankan sejumlah hal yang bisa dilakukan bila keluarga muda ini tidak bisa menghindari untuk menanggung orang tuanya.
Komunikasikan Dengan Pasangan
Suami dan istri harus satu kata. Mereka harus duduk bersama membicarakan hal ini. Mereka harus sepakat untuk mengurus orangtua mereka dan menerima keadaan tersebut dengan lapang dada.
Mereka harus menempatkan kondisi tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan bakti anak kepada orangtua.
Atur Cash Flow Secara Ketat
Dengan adanya tambahan dua anggota keluarga di keluarga kecil tersebut, tentu akan berdampak pada membengkaknya biaya hidup sehari-hari.
Pengeluaran yang dipastikan mengalami pembengkakan antara lain biaya makan, air, listrik, biaya kesehatan, dan sebagaimnya. Biaya-biaya tersebut termasuk dalam pos biaya hidup.
Oleh sebab itu, penting bagi mereka untuk tetap mengatur cash flow (aliran uang dalam keluarga) dengan ketat. Lakukan beberapa penyesuaian dan penghematan.
Misalnya kreatif mengolah menu makanan bisa sangat menolong dalam program penghematan.
“Pos-pos yang lain seperti menabung, investasi, asuransi, cicilan hutang sebisanya jangan terganggu. Kalau memang pos biaya hidup membutuhkan tambahan, coba kurangi sedikit dari pos investasi regular,” saran Mimien.
Mimien mencotohkan, jika biasanya melakukan investasi secara reguler di reksadana sebesar Rp 1 juta per bulan, sementara dikurangi menjadi Rp 500.000 per bulan sambil mencari sumber pendapatan lain untuk menutupi kekurangan.
Daftarkan Orangtua ke Program BPJS atau Asuransi
Mengingat risiko kesehatan orang tua tidak pasti seiring usia mereka, maka penting sekali orangtua memiliki program asuransi kesehatan.
Bisa menjadi peserta BPJS atau membeli asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi swasta.
Dengan memiliki program asuransi maka biaya2 kesehatan yang bisa timbul dikemudian hari sudah kita alihkan ke perusahaan asuransi/BPJS.
Hal ini menghindari "bencana keuangan" apabila terjadi resiko sakit pada orang tua.
Sedangkan biayanya dari mana? Hal ini bisa dibicarakan dengan orangtua. Misalnya uang pensiun yang dimiliki bisa diatur untuk keperluan pribadi, vitamin, dan premi asuransi.
Cari Tambahan Pendapatan
Jika memang sudah tidak ada dana yg bisa dialihkan untuk menutupi kekurangan biaya hidup, maka mencari pendapatan tambahan sudah menjadi keharusan.
Pendapatan tambahan bisa didapat dengan beberapa cara. Semisal mencari pekerjaan sampingan, jualan online, memproduktifkan aset yang dimiliki sehingga menjadi passive income.
Contohnya menyewakan mobil saat weekend, menyewakan mainan anak-anak yang sudah beranjak besar dan sebagainya.