Berit Gresik

Jalan Baru Menuju Makam Maulana Malik Ibrahim Belum Tuntas, tetapi Sudah Digunakan Aktivitas Warga

Jl Sinduyojo, Gang IV, Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik itu sebelumnya adalah saluran air kemudian ditutup dijadikan jalan khusus pariwisata religi.

Penulis: Sugiyono | Editor: Parmin
surya/sugiyono
Jalan menuju wisata religi makam Maulana Malik Ibrahim digunakan aktivitas warga sekitar meskipun belum rampung pengerjaannya, Senin (18/1/2016). 

SURYA.co.id | GRESIK – Proyek jalan alternatif menuju wisata religi makam Maulana Malik Ibrahim sampai sekarang belum rampung. Kondisi jalan tersebut hingga kini belum diaspal sehingga pengunjung tidak bisa memanfaatkan.

Jalan Sinduyojo, Gang IV, Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik itu sebelumnya adalah saluran air kemudian ditutup dijadikan jalan khusus pariwisata religi.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Gresik juga telah membuat terminal di Pantai Lumpur untuk menampung bus pariwisata yang akan berkunjung ke Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.

Selama ini, bus-bus pariwisata telah ditampung di terminal Jl Pahlawan sehingga mengakibatkan kemcetan.

Pemkab Gresik berinisiatif membuat terminal bus di Pantai Lumpur dan membuat jalan baru dengan menutup saluran air.

“Rencana pengaspalan 2016 ini. Proyek ini dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) memang tanpa aspal,” kata Ida Lailatussa’diyah, Sekretaris Dinass Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gresik, Senin (18/1/2016).

Rencana pengalihan terminal bus pariwisata tersebut, Pemkab Gresik sudah menyiapkan angkutan umum yaitu Bus Damri dan Cold Elf untuk melayani penumpang. Tetapi masyarakat sekitar menghendaki adanya sarana jasa ojek agar bisa menjadi mata pencaharian mereka.

“Usulan jasa ojek masih belum disetujui oleh Pemkab Gresik. Kita masih menunggu hasilnya. Nanti melihat bagaimana respon masyarakat yang menghendaki jasa ojek atau tidak,” kata Ahmad Firdaus, perwakilan pemuda Kelurahan Lumpur.

Meskipun belum rampung di jalan baru, Jl Sindujoyo, Gang IV sudah digunakan masyarakat untuk kegiatan sehari-hari.

Ada jasa andong dan kereta kelinci yang keliling di jalan tersebut untuk menghibur anak-anak sekitar.

“Enak kalau ada jasa doktar yang diperbolehkan mengangkut wisatawan. Seperti di parkiran Sunan Giri juga ada angkutan doktar untuk mengantar pengunjung makam Sunan Giri,” kata Penu Ramadan (39), warga Desa Selo, Kabupaten Purwodadi, Jawa Tengah, yang menjadi kusir dokar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved