Citizen Reporter
Serunya Berburu Enthung Daun Jati
bukan hanya saat berburu saja yang seru, menyantap enthung daun jati pun tak kalah serunya.... berani?
Oleh : Devi Ratnasari
Guru MTs Miftahul Huda Ngeni, Blitar
ratnasarydevy93@gmail.com
ENTHUNG atau kepompong, merupakan salah satu tahap yang dilalui ulat untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Pun demikian dengan enthung ulat jati yang memakan daun jati yang mulai menghijau.Setelah daun jati habis disantap, ulat akan turun ke tanah, membungkus diri dan siap bermetamorfosis.
Di beberapa daerah, salah satunya di Blitar selatan, khususnya di Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto, kepompong ulat daun jati ini merupakan salah satu menu makanan favorit, utamnya di musim hujan.
Seperti yang terlihat pada Selasa (15/12/2015), warga Desa Ngeni ini beramai-ramai masuk hutan berburu enthung daun jati.
Di hutan jati, di bawah lereng jalan Dogong, di selatan Sutojayan, beberapa pria dan puluhan anak-anak berkerumunan di bawah pohon jati sembari tangan mereka tak henti mengorek-ngorek tanah mencari hewan kecil metamorfosa dari ulat daun jati itu.
“Kalau pohon gundul dan tidak ada daunnya sama sekali seperti pohon ini, bisa dipastikan enthung terbungkus oleh tanah. Jadikalau tanahnya terlihat menggumpal seperti itu biasanya ada enthung di dalamnya. Tapi kalau banyak daun, enthung terbungkus daun kering yang berjatuhan di tanah,” terang salah seorang warga DesaNgeni.
Meski menurut agama makanan jenis ini dilarang, namun menurut warga menu makanan ini merupakan menu makanan turun temurun yang sudah ada sejak dahulu.
Cara memasak enthung pun cukup mudah, hanya dibumbui dengan garam, lalu enthung digoreng atau ditumis sebagaimana lauk pada umumnya. Dan enthung yang enak dan gurih ini pun sudah siap disantap hanya dengan nasi hangat.
Berani menyantapnya?