Wirausaha

Pakan Lele Mahal, Peternak Bikin Pakan Organik dari Tinja Sapi

#LAMONGAN - Kalau teletongnya, tidak usah membeli. Cukup membersihkan dari kandang para pemelihara sapi.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yuli
hanif manshuri
Wahyono menunjukkan pakan ikal lele organik dari tinja yang sudah difermentasikan setelah ia tidak mampu lagi membeli pakan ikan pabrikan, Minggu (1/11/2015) 

SURYA.co.id l LAMONGAN – Ada saja akal pemelihara ikan lele di Kabupaten Lamongan untuk menyiasati harga pakan yang terus merangkak naik alias mahal. Karena pakan ikan mahal, petambak beralih ke pakan organik hasil uji coba sendiri.

Untuk menekan biaya perawatan, warga memiliki inovasi baru menggantinya dengan pakan ikan organik dan uniknya itu terbuat dari kotoran ternak atau tinja.

Ini utamanya dilakukan petambak bersekala kecil yang hanya memanfaatkan lahan kosong dengan memelihara ikan lele yang medianya tempatnya dari terpal selayaknya sebuah tambak ikan.

Betapa tidak, dengan terus naiknya sejumlah kebutuhan, diikuti juga oleh semakin mahalnya harga pakan ikan sehingga biaya perawatan semakin membengkak.

Namun, bagi salah satu warga yakni Fitro Wahyono, warga Desa Sukodadi, Kecamatan Sukodadi masih bisa

menyiasati dan memiliki inovasi baru dengan mengganti pakan ikan lele menggunakan bahan organik yang ia ramu sendiri dengan memanfaatkan kotoran ternak.

Selain murah, proses pembutan makanan organik ini pun tergolong mudah. Diungkapkan, awalnya kotoran sapi (tinja, red) yang telah dicampur dengan probiotik difermentasi selama dua minggu di dalam sak.

Setelah bau kotoran tersebut hilang, pakan ternak ini pun siap diberikan kepada ikan – ikan lele peliharaannya.

“Ini hasil saya dari uji coba setelah menghadapi mahalnya harga pakan ikan yang begitu tinggi dan terjangkau lagi,” ungkap Fitro kepada SURYA.co.id, Minggu (1/11/2015).

Fitro mengaku, dengan menggunakan pakan ikan alternatif organik ini, biaya perawatan yang ia keluarkan bisa ditekan hingga enam puluh persen. Bisa dibayangkan, berapa rupiah yang bisa Fitro hemat. Untuk tujuh kolam yang ia miliki, jika semula ia bisa menghabiskan 10 kwintal pakan, kini ia hanya cukup dengan empat kwintal saja per minggunya, sisanya ia campur dengan pakan organik.

Apalagi tinja yang didapatkannya tidak usah membeli. Tinja didapatkan gratis, hanya tinggal tenaga mengangkut dari kandang para pemilik sapi ke rumah. ”Kalau teletongnya, tidak usah membeli. Cukup membersihkan dari kandang para pemelihara sapi,’’ungkapnya.

Ternyata pakan ikan lele dari tinja itu hasilnya sama saja dengan menggunakan pakan hasil olahan pabrikan. Bahkan ikan lebih cepat besar, yang berarti waktu panenyapun lebih cepat waktunya.

Dengan inovasi ini, Fitro berharap adanya perhatian dari pemerintah kabupaten setempat untuk mengembangkan dan mensosialisasikan kepada warga lainnya, mengingat keberadaannya sangat bermanfaat bagi para peternak lele.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved