Pempov Jatim
Gubernur Akui Investasi di Jatim Lemot
Menurut Pakde Karwo, dari ijin prinsip investasi PMA Rp 128 triliun yang telah diterbitkan pelayanan perijinan terpadu (P2T), hingga saat ini hanya te
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Gubernur Soekarwo mengakui bahwa realisasi investasi di Jatim memang lemot. Khususnya penanaman modal asing (PMA).
Menurut Pakde Karwo, dari ijin prinsip investasi PMA sebesar Rp 128 triliun yang telah diterbitkan pelayanan perijinan terpadu (P2T), hingga saat ini hanya terealisasi Rp 20 triliun saja atau hanya sekitar 15,6 persen saja.
Hal yang sama terjadi untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dari ijin prinsip sebesar Rp 31 miliar yang dikeluarkan, sampai saat ini baru terealisasi Rp 18 triliun atau mencapai sekitar 58 persen.
Pakde Karwo menyebut, tersendat dan belum lancarnya realisasi investasi tersebut karena masih adanya hambatan di lapangan. Misalnya, terkait pembebasan lahan, ketersediaan listrik, buruh, dan permasalahan pengurusan Amdal.
"Terhadap hal-hal yang belum lancar tersebut saya minta Bupati/Wali Kota membantu memperlancar. Perlu dicek betul, didatangi, dan ditanya apa kesulitannya, agar realisasi investasi bisa dipercepat," tegasnya, dalam acara Penganugerahan Invesment Award 2015, Senin (26/10/2015), di Gedung Negara Grahadi.
Untuk itu, Gubernur dua periode ini minta Bupati/Wali Kota memanfaatkan keberadaan helpdesk jika di daerah terhadap permasalahan realisasi investasi yang ijin prinsipnya sudah keluar.
"Tolong dicek betul, mereka kesulitannya apa. Inilah fungsi helpdesk," tandasnya.
Sambil berkelakar, Pakde Karwo minta Bupati/Wali Kota benar-benar paham dan pro dengan masuknya investasi. Jika itu bisa dilakukan, maka saat pensiun dari kepala daerah nanti, bisa menekuni bidang usaha itu.
"Dampak masuknya investasi akan mempercepat pembangunan di daerah. Selain itu, disparitas juga makin berkurang dan masyarakat menjadi lebih sejahtera," imbuhnya.
Dikatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,3 persen atau selalu diatas nasional. Sampai akhir tahun ini diprediksi bisa mencapai 5,9 persen. Untuk tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jatim diprediksi mencapai 5,9 sampai 6,2 persen.
"Untuk mencapai pertubuhan ekonomi sebesar itu, harus ada Rp 300 triliun investasi tang masuk ke Jatim, “ terang Pakde Karwo.
Ditempat yang sama, kepala Badan Penanaman Modal Jatim Lily Sholeh Wartadipradja, menjelaskan, penganugerahan Penghargaan Investment Award kali ini merupakan yang kelima kalinya digelar oleh Pemprov Jatim.
Ajang ini diikuti oleh 38 kabupaten/kota, 10 Perusahaan PMA, dan tujuh Perusahaan PMDN.
"Ajang ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jatim yang pro-job, pro poor dan pro-environment," terang Lily.
Pemenang Anugerah Investment Award Tahun 2015, untuk kabupaten/kota terbagi dalam empat katagori. Yakni, bidang kelembagaan, bidang promosi investasi, bidang layanan penanaman modal, dan bidang kinerja investasi.