Citizen Reporter
Mendaki Puncak Keindahan Tarim
Tarim, kota mungil yang pernah didoakan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ini memiliki 365 masjid, dan terasa begitu spesial hingga detik ini...
Reportase Imam Abdullah El-Rashied
Mahasiswa Fakultas Syariah Imam Shafie College, Hadramaut - Yaman
LIBUR semester lalu, bersama teman kampus, kami menghabiskan waktu di Tarim, kota sejuta wali. Ditempuh tujuh jam perjalanan dari Mukalla, tempat kampus kami berada. Setibanya di Tarim, tasbih dan takbir tak henti bergema di jiwa ini. Inilah kota impian sejak saya mondok di Al-Bahjah Cirebon.
Selama di Kota Tarim, hampir semua tempat coba saya jangkau dan telusuri. Kekaguman itu tiada henti, lebih-lebih kala mendaki bukit yang menyuguhkan pesona Kota Tarim secara keseluruhan. Kota indah berbingkai bukit, saat matahari pagi mengintip di sela dedaunan yang melelehkan embun di tubuhnya.
Inikah puncak keindahan Kota Tarim? Namun keindahan lain terjadi. Seiring naiknya matahari, perlahan sinarnya meraba bukit-bukit bebatuan yang kokoh memagari Kota Tarim, meraba rumah-rumah tinggi dari tanah, meraba lambaian hijau asri pohon-pohon kurma di perkebunan yang membentang luas membelah Tarim.
Kota Tarim memang eksotik, elok, asri nan unik. Keindahannya tak hanya pada gambaran luarnya saja. Ada sebuah puncak keindahan yang saya temukan di kota ini, keindahan yang membuat ribuan orang dari berbagai penjuru negeri setiap tahunnya silih berganti mengunjungi kota ini.
Keramahan, budi pekerti yang baik, dan kejujuran tinggi itulah yang bisa saya sifati akan perangai orang Tarim. Kota yang terkenal dengan atmosfer rohani yang begitu kental, kota kecil dengan 365 masjid. Kota yang oleh Unesco ditabalkan sebagai ibu kota peradaban
Keilmuan Islam
Kota yang telah mencetak jutaan ulama dan wali dari masa ke masa, kota yang didoakan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sebuah Kota yang kebudayaannya tak lekang diterjang badai perubahan zaman, kota yang berpegang teguh pada syariat Islam. Kerohanian yang sangat kental akan dirasakan ketika Ramadan tiba.
Selama semalam suntuk ratusan masjid bergantian mendirikan salat Tarawih sampai menjelang waktu sahur. Sedangkan kajian keilmuan tiada pernah terpisahkan dari kota ini, siang maupun malam, Ramadan dan selainnya, di masjid maupun di pesantren atau perkuliahan.
Sebuah puncak keindahan yang benar-benar membuat saya jatuh cinta padanya. Puncak keindahan yang menenangkan setiap raga yang resah, membersihkan segenap jiwa yang terlumuri dosa dan gelisah.