Wirausaha
Perajin Mebel Bojonegoro Sering Dicurangi Eksportir, Begini Modusnya
#WIRAUSAHA - Mebel kayu jati dari Bojonegoro sudah terbang ke Kanada, Malaysia, Brunei Darussalam, bahkan Iran, dan beberapa negara asia lainnya.
Penulis: Iksan Fauzi | Editor: Yuli
Harga Kayu Naik
Di masa ekonomi sulit seperti sekarang ini akibat kurs dollar terhadap rupiah naik terus, Guntur merasa penjualan mebelnya terdampak. Sebab, kondisi krisis ekonomi membuat daya beli masyarakat rendah. Namun, penjualan mebelnya tak terdampak signifikan.
Kini, yang diwaspadai Guntur adalah semakin mahalnya bahan baku kayu jati yang dibeli dari pihak Perhutani. Mebel Sadam Art selama ini mengandalkan bahan baku kayu jati. Harga kayu jati mencapai Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per kubik. Ia membeli kayu 8 kubik dalam dua minggu sekali.
“Sekarang penjualan stagnan, dalam artian tidak begitu pesat. Memang kondisi sekarang seperti ini, kecuali orang-orang high class (kelas tinggi, konglomerat) yang membeli,” kata pria yang kini memiliki 78 pekerja ini.
Harga mebel yang dijual paling murah sekitar Rp 8 juta untuk harga kursi, sedangkan paling mahal adalah almari sekitar Rp 60 juta. Beberapa bulan ini, rata-rata pesanan pembeli berupa tempat tidur yang harganya sekitar Rp 8,5 juta.
Untuk menghadapi krisis ekonomi, Guntur telah menyiapkan kiat. Yaitu, mengetatkan efektifitas, meningkatkan skil karyawan, menentukan kegunaan kayu sebelum kayu dibelah sehingga limbah kayu minim yang terbuang.
“Nanti kayu limbah kayu yang kecil-kecil akan dibuat handycraft (kerajinan)” pungkas Guntur yang berencana membangun ruang handycraft.