Citizen Reporter

Yuk Bergaya ala Anak Daro dan Marapulai

banyak cara mengenalkan Indonesia.. rumah gadang di Minangkabau Village ini contohnya, siapa saja bisa ke sana dan merasakan menjadi orang Minang...

Editor: Tri Hatma Ningsih
citizen/rosdiana
Bergaya di depan rumah gadang 

Catatan perjalanan Rosdiana
Blogger traveller/tinggal di Batam
www.adventurose.com

SAYA berdiri terpaku. Keindahan alam yang berpadu dengan kemegahan budaya Minangkabau terhampar di hadapan saya. Sungguh. Ini merupakan perpaduan yang sangat indah. Sebuah rumah gadang berdiri dengan kokoh.

Di depannya terdapat empat buah rangkiang atau lumbung yang ukurannya tentu saja lebih kecil dari rumah gadang. Semua terlihat asri, karena selain tempat ini berada di kaki Gunung Marapi, di halaman rumah gadang pun terdapat taman bunga yang tertata rapi. Semua terasa menyejukkan mata. Saya benar-benar merasa sedang berada di sebuah perkampungan Minangkabau.

Minangkabau Village ini lokasinya berada di Padang Panjang, tepatnya berada di jalan HR. Rasuna Said, Silaing Bawah. Puas mengagumi pemandangan sekitar, kami pun bergegas naik ke rumah gadang. Setelah membayar tiket masuk Rp 4.000 per orang, kami mulai berkeliling. Lantai atas rumah gadang ini terlihat seperti rumah sungguhan. Dengan meja dan kursi-kursi kayu, juga rak-rak yang di dalamnya tersusun rapi koleksi buku seperti kamus lengkap bahasa Minang, kumpulan peribahasa Minangkabau, bermacam dokumen, juga lukisan.

Di dalam rumah gadang ini terdapat beberapa bilik yang menurut ibu yang duduk di meja penjualan tiket, jumlah bilik dalam rumah gadang ini tergantung pada status sosial si pemilik rumah. Bilik-bilik yang ada sengaja dibuat dalam ukuran kecil, dimaksudkan agar anak yang menghuni bilik itu 'tidak betah' dan segera membangun rumah sendiri di luar rumah gadang.

Jadi, selama belum mampu membangun rumah sendiri, si anak tetap boleh menempati bilik di dalam rumah gadang meskipun si anak telah berkeluarga.

Bilik-bilik yang ada dalam rumah gadang di Minangkabau Village ini difungsikan sebagai museum untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah Minangkabau.

Dilihat dari bentuknya, rumah gadang ini disebut rumah bagonjong. Karena atapnya yang runcing menjulang (gonjong). Jumlah gonjong pada rumah gadang tergantung pada lanjarnya (ruas pada rumah gadang dari depan ke belakang). Semakin banyak jumlah lanjarnya, semakin banyak juga jumlah gonjong pada rumah gadang.

Usai menikmati dan mengamati apa yang ada di lantai atas, kami bergeser ke lantai bawah. Di sini terdapat pelaminan khas Minangkabau yang didominasi warna merah dan keemasan. Terlihat cerah khas pelaminan Melayu pada umumnya.

Di belakang pelaminan ada ruang berisi pakaian-pakaian adat Minangkabau yang bisa disewa untuk berfoto. Kami pun tertarik mencobanya. Kapan lagi bisa berdandan ala anak daro dan marapulai?

Ongkos sewa pakaian adat di sini Rp 25.000 per stel lengkap dengan segala perhiasan dan aksesorinya. Tak hanya bagi orang dewasa, pakaian untuk anak-anak juga tersedia. Jadi bisa sekalian berfoto bersama keluarga untuk kenang-kenangan.

Yuk, belajar sejarah Minangkabau! Sambil berdandan ala anak daro dan marapulai...

 


 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved