Barita Madiun

Tidak Sekolah Kedokteran, Puluhan Tahun Jual Obat Baru Ditangkap Polisi

"Sejak berjualan keliling Bojonegoro, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Pacitan, Jombang dan sejumlah wilayah lainnya, baru kali ini saya ditangkap

Penulis: Sudarmawan | Editor: Yoni
surya/sudarmawan
PRAKTEK - Tersangka Marsam Hari Y (58) warga Desa Glagahan, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro mempraktekkan dan menunjukkan cara menjual obat-batan yang diracik sendiri layaknya resep dokter dengan harga Rp 10.000 sampai Rp 50.000 per paket dihadapan petugas Reskoba Polres Madiun, Jumat (19/06/2015). 

SURYA.co.id|MADIUN - BERHATI-hatilah jika membeli obat pad penjual obat keliling di kampung-kampung.

Nasib sial dialami penjual obat keliling Marsam Hari Y (58) warga Desa Glagahan, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro.

Ini menyusul, penjual obat dengan puluhan jenis obat yang disediakan ini, diringkus petugas Reskoba Polres Madiun, saat membuka usahanya di Dusun Mojo, Desa Suluk, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.

Padahal, selama membuka praktek sejak Tahun 1980 silam, pria yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) ini, baru di wilayah Kabupaten Madiun ini ditangkap polisi.

Apalagi, dalam membuka usahanya itu, tersangka juga sudah menyediakan buku besar yang berisi stempel perangkat dan pejabat desa lokasinya membuka usaha dengan diawali dengan dengan pertunjukkan dan akrobatik itu.

"Sejak berjualan keliling Bojonegoro, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Pacitan, Jombang dan sejumlah wilayah lainnya, baru kali ini saya ditangkap polisi," terang Marsam Hari Y kepada Surya, Jumat (19/06/2015).

Selain mengamankan Marsam, polisi juga mengamankan ribuan obat-obatan dalam bentuk pil dan kapsul dengan jenisnya mencapai 50 jenis obat lebih.

Rata-rata obat yang dibeli dalam satu paket kemasan penuh dan kalengan oleh tersangka ini minimal berisi 20 butir sampai 2.281 per jenis obat.

Kendati demikian, tersangka mengaku mengenal semua obat-obatan itu dan meraciknya untuk para konsumennya berdasarkan keterangan dan petunjuk pemakaian yang di tempel di setiap paket obat yang dibelinya.

"Saya tidak sekolah farmasi, ya tidak sekolah kedokteran. Wong saya lulusan SD. Tapi kan ada petunjuk saat membeli obat. Lah petunjuk itu yang saya manfaatkan agar tidak keliru melayani konsumen," imbuhnya.

Rata-rata satu paket obat-obatan racikannya dijual ke konsumen antara Rp 10.000 sampai Rp 50.000 per paket racikan.

Kondisi itu bergantung sakit yang diderita calon pembelinya.

"Tapi kadang-kadang 2 sampai 3 hari di satu kampung juga tak dapat pembeli sama sekali," ungkapnya.

Oleh karenanya, kata Marsam yang sudah berkeluarga ini, dirinya tak pernah membeli obat dalam jumlah sedikit saat masuk ke apotik.

Rata-rata membeli dalam satu paket kaleng atau kardus. Hal ini agar mendapatkan petunjuk pemakaiannya untuk dipelajari.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

Tags
Madiun
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved