Peristiwa Surabaya

Waspadai Lokasi Balap Liar di Surabaya dan Sidoarjo Berikut Ini

#SURABAYA - Balap liar di Jalan Demak, Wiyung, Karang Menjangan, Jalan MERR Kalijudan, Jalan Raya Kenjeran, Jalan Ngagel dan Jalan Juanda di Sidoarjo.

Penulis: M Taufik | Editor: Yuli
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Kondisi mobil Aditya Wahyudi (24) yang hancur usai dikeroyok para pebalap liar di Jl Bung Tomo diamankan di depan Polsek Wonokromo, Surabaya, Selasa (2/6/2015). 

SURYA.co.id | SURABAYA – Balapan motor merupakan pemandangan rutin di sejumlah ruas jalan di Kota Surabaya. Terutama, saat malam Minggu atau malam menjelang hari libur nasional di jalan-jalan sepi Kota Pahlawan.

Dari sekian banyak jalanan yang biasa dipakai balapan, paling sering dikeluhkan masyarakat adalah balap liar di Jalan Demak, Wiyung, Karang Menjangan, Jalan MERR Kalijudan, Jalan Raya Kenjeran, Jalan Ngagel dan Jalan Juanda di Sidoarjo.

Balapan sepeda motor di jalan-jalan itu biasanya dilakukan oleh sejumlah remaja, termasuk para pelajar SMU dan mahasiswa. Mereka biasa mulai balapan pada tengah malam atau dini hari.

”Biasanya pas malam Minggu. Menjelang tengah malam, mereka mulai berdatangan sambil menggeber knalpotnya. Sering sekali ada trek-trekan (balapan) di jalan depan Adijasa di jalan Demak itu,” kata Budiyono, warga Kalibutuh yang biasa lewat di Jalan Demak, 2 Juni 2015.

Hal serupa disampaikan warga di kawasan Karang Menjangan. Jalan di sana, kerap dipakai oleh para remaja untuk balapan sepeda motor. Berulang kali dirazia polisi, tetap saja mereka mengulangi.

Ya, para pelaku balap liar memang seperti tak pernah jera. Mereka memilih kucing-kucingan dengan petugas, agar tetap bisa mengadu kecepatan motor kebanggaannya. ”Tertangkap polisi ya risiko,” ungkap Andi, seorang penggemar balap liar di Surabaya.

Pemuda ini mengaku sudah setahun lebih tidak ikut balapan. Namun, dia masih ingat betul bagaimana kebiasaan trek-trekan yang kerap diikutinya. Dia menyebut, setiap balapan selalu ada uang taruhannya. Nilainya taruhan beragam, mulai Rp 500 ribu sampai jutaan.

Balap liar yang kerap terjadi di Surabaya dan beberapa daerah selama ini biasa menggunakan sistem Drag Race. Memacu sepeda motor di jalan lurus dengan jarak yang cukup dekat. ”Biasanya cuma 500 meter,” kisahnya.

Selain joki yang bertugas mengendarai motor, balap liar juga melibatkan banyak orang. Termasuk yang bertugas di garis start, finis dan pihak yang membawa uang taruhan. Selain itu, ada yang ditempatkan di sudut-sudut jalan untuk memantau kondisi daerah.

Tugasnya memberi tahu kalau ada petugas kepolisian datang atau ada warga yang marah.

”Kalau yang di pinggir-pinggir, banyak sepeda motor itu biasanya Cuma lihat. Atau mereka ikut urunan taruhan,” ungkap Benni, juga penggemar balap motor.

Balap liar yang kerap terjadi di Surabaya bukan hanya antarkelompok pemuda. Tak jarang, balapan juga digelar antarbengkel sepeda motor.

Bengkel yang terlibat balapan biasanya bersedia mengeluarkan anggaran untuk menangani motor agar menang.

Tujuannya, mempromosikan nama bengkelnya supaya banyak didatangi para remaja yang gemar balapan.
Andi, Benni dan sejumlah rekannya mengaku berulang kali harus berurusan dengan polisi akibat kegemarannya itu.

Tapi, mereka tetap mengulanginya. Salah satu alasannya, saat tertangkap razia, mereka juga hanya kena sanksi tilang atau sanksi kelengkapan kendaraan saja.

BERITA TERKAITJejak Kesadisan Para Pebalap Liar Pengeroyok Mahasiswa dan Disc Jockey

fafa

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved