Hanya Dibayar Rp 300.000 Keamanan Tarik Parkir Lagi

Secepatnya saya akan kumpulkan mereka (security), kalau memang tidak bisa dibina. Kita akan putus kontrak.

Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Wahjoe Harjanto
surya/doni prasetyo
PARKIR SARANGAN - Berwisata ke Telaga Sarangan perlu berhati-hati dengan tukang parkir liar karena setiap pengunjung sudah dikenai biaya parkir di Portal Masuk. 

SURYA.CO.ID | MAGETAN - Banyak tukang parkir liar berkeliaran di tempat Wisata Telaga Sarangan Magetan yang mengenakan tarif parkir hampir lima kali lebih mahal dari tarif resmi, meksi sudah ditarik saat pengunjung masuk portal Sarangan.

"Saya sempat menolak saat dimintai bayar parkir. Apalagi penarikan biaya parkir itu juga tanpa karcis," kata Adventzila, Mahasiswa Akademi Peternakan Karanganyar, Jawa Tengah yang berkunjung ke Wisata Telaga Sarangan bersama keluarganya ini kepada Surya, Minggu (26/4/2015).

Dikatakanya, dia sempat menolak permintaan tukang parkir karena dia ingat biaya parkir sudah dibayar di pintu portal masuk kawasan Sarangan, termasuk biaya masuk mobil.

"Tapi karena saat ditarik tukang parkir itu, karcis restribusi yang saya bayar di portal masuk lupa naruhnya karena yang bayar adik saya. Saya ngotot adu mulut percuma, terpaksa saya bayar Rp 5.000, sesuai permintaannya," kata pemuda berbadan atletis dan berwajah ganteng ini.

Keterangan yang dihimpun Surya di parkiran yang bersebelahan dengan Pasar Wisata Sarangan menyebutkan, penarikan biaya parkir ilegal itu bervariasi, tergantung juga pemilik kendaraan.

Kalau pemilik kendaraan tahu kalau parkir sebenarnya gratis, mereka minta sukarela. Maski sukarela, namun untuk sepeda motor antara Rp 1.000 - Rp 2.000, mobil Rp 5.000 - Rp 10.000, sedang truk/bus Rp 15.000.

"Saya tadi ditarik Rp 15.000, sepertinya setiap saya mengantar wisatawan ke Sarangan, ditarik parkir Rp 15.000," ujar sopir bus wisata Aneka Jaya, yang menolak disebut namanya.

Sopir bus Aneka Jaya ini rupanya juga tidak tahu kalau biaya parkir sudah ditarik diloket portal masuk kawasan Sarangan, Dia hanya tahu kalau karcis yang ditarik itu untuk penumpang dan busnya.

"Yang bayar restribusi kan kenek saya, jadi rincian apa saja yang dibayar saya tdak tahu persis. Tahu saya kalau bus dan penumpang yang sudah bayar di loket portal masuk," kata sopir warga Kabupaten Ponorogo ini.

Ny Risa warga Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan/Kota Madiun, yang datang bersama dua anaknya mengendarai sepeda motor ini juga mengaku membayar restribusi sebesar Rp 21.600. Tapi karena karcisnya banyak, dia tidak sempat meneliti satu persatu, apa yang sudah dibayar.

"Saya kurang teliti, iya memang untuk parkir teryata saya sudah bayar Rp 1.000 yang ditarik di portal masuk tadi. Tapi karena waktu ditarik tukang parkir saya tidak lihat, saya bayar saya," kata Ny Risa seraya mengatakan tukang parkir mengenakan seragam atas biru dengan atribut Pemkab Magetan dan di atas saku kanannya tertulis Karang Taruna itu menarik parkir sebesar Rp 2.000.

Kasus parkir liar yang menjadikan ratusan wisatawwan jadi korban ini, sudah di informasikan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sarangan dan Kepala Disparbudpora Kabupaten Magetan, namun hingga Minggu (26/4/2015), praktek tukang palak berseragam tukang parkir itu tetap beraksi.

Yadi, salah satu tukang parkir berseragam biru dan bertuliskan security mengaku hanya diberi honor Rp 300.000 sebulan oleh Disparbudpora Kabupaten Magetan. Tentu saja gaji itu tidak mencukupi untuk biaya hidup keluarganya, dan karena ada kesempatan ketidaktahuan pengunjung, dia menarik biaya parkir.

Kepala Disparbudpora Kabupaten Magetan Drs Siran yang dikonfirmasi mengaku belum tahu kalau pengunjung Sarangan jadi korban tukang palak menyaru tukang parkir berseragam security itu.

"Terima kasih, saya akan kumpulkan mereka. Sudah diwanti-wanti setiap pertemuan agar tidak meminta uang kepada pengunjung. Untuk restribusi parkir sudah dikenakan di loket masuk. Kok mereka secara ilegal menarik kembali," kata Siran kepada Surya, Minggu (26/4/2015).

"Secepatnya saya akan kumpulkan mereka (security), kalau memang tidak bisa dibina. Kita akan putus kontrak. Mereka kan pegawai kontrak, tapi kan tidak harus seperti itu," tandas Siran.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok. LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved