Seni Budaya
Ketika Arek-arek Rindu Film Sehebat 'Soerabaia 45' Bikinan 1990
Kita ini rindu ya dengan karya-karya arek suroboyo. Kita bisa menghidupkan kembali semangat juang dari arek-arek ini.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Sudah saatnya arek-arek Surabaya membangkitkan kembali perfilman yang mengangkat perjuangan para pahlawan Surabaya. Pemutaran film layar lebar 'Soerabaia 45' mampu membuat sejumlah penonton terbawa ke masa-masa perjuangan.
Film produksi tahun 1990 garapan sutradara Imam Tantowi itu berkisah seputar pertempuran 10 November 1945. Film ini meraih penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1991.
Pemutaran film ini berlangsung selama kurang lebih dua jam lamanya di Perpustakaan Bank Indonesia, bersebelahan dengan Taman Mayangkara, Surabaya, Minggu (5/4/2015).
Dhahana Adi Pungkas (30) selaku koordinator acara mengatakan, Surabaya saat ini seharusnya bangkit kembali di dunia perfilman.
“Kita ini rindu ya dengan karya-karya arek suroboyo. Kita bisa menghidupkan kembali semangat juang dari arek-arek ini,” ujar pria yang akrab dipanggil Ipung.
Ia sengaja mengadakan pemutaran layar lebar pemutaran film ini untuk mengobati kerinduan para pecinta film-film buatan anak bangsa. Sehingga untuk mengobati kerinduan itu, diharapkan pemutaran film Soerabaia 45 ini mampu membawa arek-arek Surabaya sedikit kembali bernostalgia dengan film itu.
Sementara, Thea S Kusumo (78) pun turut hadir menyaksikan film ini. Bunda Thea, begitu ia akrab dipanggil, sangat bersemangat pada pemutaran film ini.
Thea mengatakan, film ini merupakan karya arek Surabaya yang harus diakui jempol. “Film ini sungguh bagus sekali. Di dalamnya tidak ada unsur politik. No one,” ujarnya sambil ia mengacungkan kedua ibu jarinya.
Ia pun bercerita tentang keadaan Indonesia pada zaman perjuangan. Facebooker ini mengaku juga sangat merindukan karya film dari arek Surabaya.
“Bagaimana film dulu dan nanti jelas berbeda. Yang perlu ditonjolkan ialah para pemain-pemain di dalam film itu. Tidak perlu artis papan atas, yang penting mampu membawa kita ikut di dalam film itu,” tambah istri dari seniman Surabaya, almarhum Gatot Kusumo Hadi.
Penulis buku berjudul 'Endang' ini lantas mengkritisi sifat apatis dari arek-arek Surabaya zaman sekarang. “Kalau bangsa ini ingin maju, orang-orang yang ada di atas, jangan hanya bisa menyuruh. Ikutlah terjun dan merangkul mereka,” tandasnya.
Ia sangat menyayangkan kecenderungan individualisme saat ini. Thea mengungkapkan, senimanlah yang mempunyai sifat rendah hati.
Dalam layar lebar pemutaran film Soerabaia 45 ini, Ipung bersama arek-arek Surabaya akan berencana membuat film yang akan menjunjukkan intensitas penggambaran perjuangan arek Surabaya. Termasuk ia menggandeng Thea dalam mengembalikan perfilman di Surabaya.