Sehat Berkat Terapi Lintah Kerbau
Bagi lintah yang telah digunakan terapi beberapa jenis penyakit, seperti kanker dan tumor akan dimusnahkan dengan cara dibakar
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Wahjoe Harjanto
SURYA.CO.ID | KEDIRI - Lintah bagi sebagian orang menjadi binatang yang menjijikan karena jika menempel di tubuh biasa menyedot darah. Namun di balik binatang yang menjijikan itu ternyata dapat menjadi media penyembuhan penyakit.
Sulardi (50), penderita tekanan darah tinggi yang mengikuti terapi pengobatan lintah semula merasa jijik melihat binatang lintah. Namun Sulardi mengakui merasakan manfaatnya setelah kepalanya diterapi dengan lintah.
"Badan terasa lebih enak, mata saya yang semula berat untuk melihat, rasanya sekarang lebih enak," ungkapnya.
Sulardi mengikuti terapi lintah yang digelar komunitas sosial di Jl Iswahyudi Tulungagung. Ada puluhan pasien penderita berbagai penyakit yang mengikuti terapi lintah gratis. Ada penderita tumor dan kanker yang telah masuk stadium lanjut serta penyakit ringan semacam pegel linu mencoba terapi lintah.
Sulardi yang sehari-hari penarik Becak Odong-odong ini mengaku sudah mengikuti berbagai terapi medis dan alternatif untuk penyembuhan sakit tekanan darah tingginya. "Baik obat medis apotek dan alternatif sudah saya coba. Mudah-mudahan terapi lintah ini yang cocok," ungkapnya.
Selain Sulardi, Hendra (14) penderita sakit hemangioma atau pembesaran kelenjar di kelopak mata diterapi bagian kepalanya dengan dua ekor lintah. Lintah yang semula badannya kempes sebesar cacing, setelah ditempelkan ke kulit kepala pasien selama 15 menit, menggelembung berisi darah.
Menurut Mohamad Aryo, terapis lintah dilakukan karena binatang lintah memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, antikoagulasi karena air liur lintah mengandung enzim dan senyawa yang bertindak sebagai antikoagulasi.
Dari peserta terapi lintah ada yang merasakan dampaknya secara langsung, namun pasien lainnya optimistis jika mengikuti terapi rutin akan membuat penyakitnya akan berkurang.
Sejauh ini Aryo sengaja beternak lintah kerbau atau hirudo medicinalis yang dapat digunakan untuk terapi kesehatan. "Kami kembangbiakkan lintahnya di air yang kualitasnya bersih seperti aqua," jelasnya.
Masalahnya lintah sangat sensitif dengan kandungan Ph air sehingga jika kadarnya terlalu tinggi lintahnya akan mati. Bagi lintah yang telah digunakan terapi beberapa jenis penyakit, seperti kanker dan tumor akan dimusnahkan dengan cara dibakar dan ditaburi gamping.
"Namun lintah yang digunakan untuk terapi penyakit ringan cukup dipendam saja. Kalau penyakit ringan cukup 2 atau 3 ekor lintah, namun kalau kategori berat bisa 7 ekor lintah sekaligus," jelasnya.
Pengakuan Aryo, pasien banyak yang mengaku cocok setelah mengikuti beberapa kali terapi. "Kalau penyakitnya tergolong berat, terapinya 5 sampai 7 kali terapi baru merasakan hasilnya. Untuk penyakit ringan cukup 2 atau 3 kali terapi sudah cukup," ungkapnya.
Aryo mengaku sering menerima undangan untuk melakukan terapi lintah secara massal. Namun dalam keseharian membuka praktik di Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok. LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/didik54.jpg)