Wisata Kuliner

Tuan dan Nyonya Mau ke Malang? Jangan Lupa Kopi Sido Mulia

Tuan dan nyonya mau nostalgia ke Malang? Jangan lupakan kopi Sido Mulia sejak 1953. Ya, kopi sedap produksi Toko Sido Mulia.

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Yuli
SURYA.co.id/Dyan Rekohadi
Saban orang di Malang yang gandrung kopi pasti tahu Toko Sido Mulia di kawasan Pasar Klojen ini. 

SURYA.co.id | MALANG - Tuan dan nyonya mau nostalgia ke Malang? Jangan lupa cicipi kopi Sido Mulia yang terbikin sejak 1953. Ya, kopi sedap produksi Toko Sido Mulia, dahulu bernama Toko Hwie, itu sampai sekarang masih bertahan, dan tetap masyhur.

Saban orang di Malang kalau sebut nama Sido Mulia, pasti langsung menghubungkannya dengan produk kopi dan toko di kawasan Pasar Klojen.

Citra Sido Mulia ini memang menempel kuat. Sampai-sampai warga Malang yang tinggal di daerah lain akan menyempatkan diri mendatangi toko dan membeli kopinya untuk oleh-oleh.

Aktivitas menggiling kopi menjadi bagian yang tetap ada di Toko Sido Mulia. Toko yang berada di ujung deretan pasar, dekat perempatan Klojen itu tak pernah sepi pembeli.

Hampir setiap menit ada saja orang yang datang membeli kopi. Mereka langsung menuju meja yang berhadapan dengan pintu masuk. Di meja itu sudah tertera daftar harga kopi. Tumpukan stok kopi Sido Mulia juga dipajang di rak kayu di balik meja layanan.

Para pekerja pelayan toko cekatan memenuhi permintaan pembeli. Sesekali mereka memasukkan biji kopi ke dalam satu mesin penggiling.

Di meja kasir sebelah kiri pintu masuk, Sonny Tjandra, pemilik toko yang merupakan generasi kedua, ramah menegur pembeli.

"Sejak tahun 1953 ketika orangtua saya mulai menjual kopi, kami selalu menekankan keramahan. Saya harus melayani pembeli dengan baik, secerewet apapun dia. Kalau layanan baik, orang akan ajak temannya balik ke sini," kata Sonny tentang falsafah usaha yang ditanamkan keluarganya.

Falsafah itu terbukti sampai sekarang. Setiap hari pembeli kopi terus mengalir. Mayoritas pelanggan tetap. Sonny pun sampai akrab dengan para pelanggannya. Bukan hanya pembeli perorangan, pemilik warung kopi sampai pengelola hotel di Malang banyak yang jadi pelanggannya.

Ia bahkan masih sering mendapati para pelanggan masa orangtuanya. "Masih banyak pensiunan yang menyempatkan diri datang ke toko sekadar bernostalgia. Kami terima semua sebagai pelanggan dengan baik, mulai dari pengemis sampai Jenderal semua saya perlakukan baik dan dekat," kata Sonny.

Toko Sido Mulia yang kini dibalur cat warna oranye dulunya bernama Toko Hwie. Toko berciri Arsitektur Indis dan belum pernah dipugar itu berganti nama sebagai Toko Sido Mulia tahun 1972 karena ada aturan pemerintah yang melarang penggunaan nama dengan bahasa asing.

Toko Sido Mulia dibuka pertama kali tahun 1948 oleh Tjing Eng Hwie, ayah Sonny. Kini usaha itu diteruskan Sonny Tjandra sebagai anak sulung Tjing Eng Hwie.

Usaha pembuatan dan penjualan kopi baru dimulai tahun 1953. Kala itu Malang masih menjadi daerah yang sangat dingin. Tjing Eng Hwie yang menjalankan usaha toko diminta beberapa warga sekitar menjual kopi.

"Waktu itu ada perumahan orang Ambon di sekitar sini. Ayah saya diminta berjualan kopi mereka meyakinkan pasti laku. Dan ternyata memang kondisi saat itu membantu penjualan kopi cepat berkembang," kata Sonny.

Kopi Sido Mulia didatangkan dari perkebunan Dampit. Awalnya hanya satu jenis kopi bubuk yang dijual yakni jenis istimewa. Proses pengolahan kopi semua dilakukan di tempat yang sama, di bagian dalam toko.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved