Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep

Kaum Pria Wajib Jadi Juru Masak

Laki-laki dipandang suci karena tidak mengalami haid, karenanya juru masaknya seluruhnya pria.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Parmin

SURYA Online, MALANG - Untuk mempersiapkan acara syukuran  buat warga usai mengikuti acara labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep, Kabupaten Malang, Senin (5/1/2015) disiapkan juru masak pria.

Mereka memasak di rumah lumbung di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo. Lokasinya sekitar 8 Km dari Pantai Ngliyep. Mereka memasak sejak kemarin, Minggu (4/1/2015) pukul 00.00 WIB sampai menjelang acara. Mengapa harus pria?

"Untuk kegiatan masak diwajibkan dilakukan laki-laki setelah jam 00.00 WIB. Mereka sudah mulai menyiapkan bumbu-bumbu," jelas Panggah Prasetyo, Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Labuhan Gunung Kombang.

Laki-laki dipandang suci karena tidak mengalami haid, karenanya juru masaknya seluruhnya pria. Acara memasak dipusatkan di rumah lumbung, bekas kediaman Mbah Atun.

"Kalau ada perempuannya, masakan bisa gagal, basi," ungkapnya.

Peritiwa itu pernah terjadi, sehingga tidak ada lagi juru masak perempuan.

Syarat lainnya yaitu juru masak melakukan aksi puasa bisu. Ini dilakukan sejak kemarin hingga menjelang acara.

Aksi puasa bisu yaitu tidak banyak bicara namun mengerjakan apa yang menjadi tugasnya sebagai juru masak. Jumlah juru masak pria tergantung pada seberapa banyak yang akan dilabuh di Gunung Kombang. Makin banyak sumbangan untuk yang dilabuh, makin banyak jumlah juru masaknya.

Menurut Panggah, warga sukarela menyumbang tergantung kemampuannya. Paling rendah biasanya ayam, beras dll. Selain itu, seperti kambing jantan, kerbau, sapi boleh juga disumbangkan.

Pengumpulan bahan untuk labuhan dimulai sejak kemarin, Minggu (4/1/2015). Untuk acara ini dipimpin pemangku adat yaitu Gatot Sujarwo. Dia adalah cucu Mbah Atun.

Menurut Panggah, pemangku adat selamat ini merupakan keturunan Mbah Atun. Setelah Mbah Atun tiada, pemangku adat adalah Eyang Supiyadi, cucu Mbah Atun.

Kemudian diteruskan Mbah Supangat, adik Mbah Supiyadi dan sekarang Gatot Sujarwo. Peserta labuhan tidak hanya dari warga desa, tapi juga dari kecamatan lain seperti Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung.

Kemudian Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan. Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, dari Kecamatan Wagir, Kecamatan Tirtoyudo serta dari dari daeran lain di Jawa Timur seperti Madiun, Blitar, Probolinggo dan Pasuruan.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok.
LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline
FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved