Liputan Khusus Demam Babebo
Tas dan Sepatu Paling Laris Diburu Kaum Muda di Malang
Produk branded di Second Stuff Shit adalah bekas alias seken. Harganya tergolong miring, kisaran Rp 200.000 – Rp 1 juta.
SURYA Online, MALANG - Tawaran produk fashion kelas atas seperti Bellagio, Rottelli, atau Chanel, yang dijual di beberapa gerai di mal atau distro masih belum cukup bagi kawula muda di Malang. Mereka masih mengincar produk lain.
Selasa (21/11/2014) siang, ketika mendung bergelanyut di langit Malang, Arya Wibisono (34) memacu mobil Honda Jazz-nya menuju toko waralaba di Jalan Soekarno Hatta.
Setelah kendaraan diparkir, ia langsung menuju toko kecil.
Toko itu bernama Second Stuff Shit. Lokasinya terhimpit bangunan bertingkat di sekitarnya. Ukurannya pun sangat kecil. Sekitar 3 x 4 meter saja.
Kendati begitu, desain interior dalam toko pakaian ini mentereng.
Dindingnya dihias potongan-potongan kayu, ada sofa kecil, dan sebuah etalase berisi, topi, patung Joker dan Batman, dompet, serta jejeran korek zippo.
Mata Arya melirik semua benda di sini. Tapi, pegawai bank swasta dengan jabatan manager ini tidak melangkahkan kakinya ke sana.
Ia menuju elatase sepatu yang berjejeran di dinding kayu tadi.
Di sini terpajang berbagai brand sepatu terkenal. Misalnya, sepatu Colombia seri North Bend Omni Tech, Timberland, Caterpillar, sampai sepatu Louis Vitton.
Tidak hanya sepatu pria, sepatu wanita juga ada di sini. Salah satunya adalah Joy and Peace.
Dipajang pula, berbagai tas wanita seperti Belle, Chanel, Gucci, Versace, atau Hermes.
Bahkan, produk-produk Victoria Beckham, yang baru membuka gerainya di Indonesia, turut terpajang.
Kendati begitu, jangan salah sangka. Produk branded di Second Stuff Shit adalah bekas alias seken. Harganya tergolong miring, kisaran Rp 200.000 – Rp 1 juta.
Salah satu owner tempat ini, Rizky Yomy Wicaksono, menjelaskan mereka memang mengkhususkan diri untuk menjual berbagai barang fashion bekas. Karena ini pula nama gerai mereka adalah Second Stuff Shit.
“Artinya, produk bekas atau tangan kedua,” kata Oki, panggilannya.
Nama itu sudah mereka pakai sejak 2012 lalu. Saat Oki, dan saudaranya, Luthfi Prananta mulai berjualan online. Luthfi adalah penggagas dari Distro Second Stuff Shit ini.
“Kakak saya itu awalnya ya iseng. Jualan pertama di online, tapi lama kelamaan berkembang sampai bisa membuka toko di sini,” kata Oki.
Toko mereka ini baru didirikan 1 November lalu. Meski demikian, mereka tidak perlu bersusah payah mengenalkan tokonya pada masyarakat.
Komunitas online mereka di instagram, @SECONDSTUFFSHIT sudah mencapai 439 orang.
Ini belum ditambah rekan-rekan Oki dan Luthfi yang mereka kenal dari kaskus, yang berjumlah ribuan orang.
Dengan demikian, para pembeli datang dengan sendirinya.
“Yang datang ke sini paling banyak memang masih mahasiswa, entah itu yang cewek atau cowok. Sama saja banyaknya,” kata mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Selain mahasiswa, para sosialita muda juga turut ke sini. Bahkan, baru-baru ini seorang direktur eksekutif perusahaan rokok juga datang. Jauh-jauh ia dari Surabaya untuk membeli salah satu produk sepatu.
“Dia mengambil sepatu Louis Vitton yang harganya Rp 1 juta,” paparnya.
Alasan bos rokok tadi tak semata karena merk. “Mungkin juga karena barangnya langka,” tambah Oki. (dri)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA