Kelud Meletus
BPBD : Hujan Abu di Ngantang Karena Letusan Sekunder
Desa Pandansari yang paling dekat dengan Kelud yang menjadi lokasi mendaratnya sisa material vulkanik tersebut.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA Online, MALANG - Fenomena hujan abu di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Sabtu (3/5/2014) dianggap fenomena alam biasa.
Hal itu ditegaskan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Bagyo Setiono.
Kondisi tersebut dipicu letusan sekunder di aliran lahar di luar kawah utama Gunung Kelud.
“Ada sisa material vulkanik setelah erupsi 13 Februari lalu. Material tersebut terangkat hingga 1000 meter, akibat letusan sekunder dan berbarengan turunnya hujan,” terang Bagyo kepada SURYA Online.
Sisa material vulkanik ini terbawa tiupan angin ke arah utara dan timur. Lokasi tersebut meliputi wilayah Ngantang dan sekitarnya.
Desa Pandansari yang paling dekat dengan Kelud yang menjadi lokasi mendaratnya sisa material vulkanik tersebut.
"Kebetulan arah angin ke utara dan timur, persis seperti saat erupsi Kelud 13 Februari lalu. Akibatnya wilayah Ngantang yang jadi tempat pendaratan sisa material tersebut," tambahnya.
Bagyo menegaskan, agar warga tidak usah khawatir dengan hujan abu tersebut.
Yang perlu diwaspadai justru lahar dingin dari puncak Kelud. Jika terlihat awan gelap di puncak Kelud, warga diminta melakukan antisipasi.
“Kalau Kelud hujan deras, maka kemungkinan akan terjadi aliran lahar dingin di Sungai Sambong. Warga harus mengantisipasi itu,” katanya.
Saat erupsi Gunung Kelud 13 Februari lalu, ketebalan abu mencapai 10 sentimeter hingga 25 sentimeter.
Selain itu, letusan Kelud juga menyebabkan kerusakan yang masif. Tercatat 727 rumah rusak berat, 360 rusak sedang dan 240 rusak ringan.