Lezatnya Bisnis Roti, Setahun Omzet Melezat Rp 400 Juta Per Bulan
gaya hidup yang serba-bergegas di zaman kekinian menuntut orang serba praktis
Penulis: Yoni | Editor: Yoni
SURYA Online,SURABAYA - Bisnis roti bisa menghasilkan keuntungan yang boleh dibilang fantastis.
Ini dirasakan oleh Andy Setiawan Direktur CV SURABAYA Bintang Sejahtera yang berbisnis Sari Roti di Pulau Madura.
Betapa tidak, dalam waktu kurang dari setahun ia menangguk omzet Rp 400 juta tiap bulan! Omzet sebesar itu tentu menggembirakan.
“Ya ini amat menggembirakan dan membanggakan karena pada awal saya merintis bisnis ini di bulan-bulan pertama omzetnya hanya Rp 150 jutaan," ujarnya saat ditemui di kantor Harian Surya, Senin (14/4/2014).
Menurut Andy, sarapan roti boleh jadi bukan tradisi asli masyarakat Indonesia. Namun, gaya hidup yang serba-bergegas di zaman kekinian menuntut orang serba praktis.
Menyamil roti sebagai pengganjal perut kerap menjadi pilihan sebagai pengganti nasi. Tetapi gaya hidup seperti itu tampaknya hanya di kota besar saja. Lalu bagaimana di Madura sebuah pulau dekat dengan Kota Surabaya?
Bukankah mereka makan jagung, kolot, kurang pendidikan dan pelit?. Mungkinkah masyarakat yang demikian itu bisa mengikuti gaya hidup serba bergegas seperti di kota besar?, bahkan apakah mungkin mereka menyukai roti yang nota bene terbuat dari gandum?
"Terus terang banyak yang berpikir seperti itu," demikian kata Andy Setiawan SE, distributor Sari Roti untuk wilayah Madura. Bahkan karena stigma yang kadung melekat pada banyak orang itu, ketika ditawarkan oleh pihak prinsipal Sari Roti untuk menjadi distributor banyak yang menolak dan pesimistis.
Namun bagi Andy, penolakan itu menyadarkan dia bahwa inilah peluang yang ia tunggu-tunggu.
"Wilayah ini ibarat masih perawan, tidak pernah diolah dengan model-model pemasaran ala kota, karena itulah saya ambil kesempatan mengembangkan Sari Roti di Madura.
Dunia marketing bukan hal baru baginya," jelasnya.
Ia sudah lama malang-melintang di dunia marketing karena sebelumnya ia pernah menjadi Manajer di Harian Surya (Kelompok Kompas Gramedia), Manajer Harian Jurnal Nasional, Majalah Explo dan Majalah Arti.
Ia kemudian fokus pada psikografi dan demografi warga Madura selain masih menjadi agen Sari Roti di Sidoarjo dan sekitarnya.
"Stigma seperti itu masa lalu, warga Madura sama dengan warga lain, mereka juga mengikuti gaya hidup. Kalaupun mereka tampak pelit, itu karena mereka yang ada di perantauan saja yang memang mengharuskan mereka hemat. Tetapi lihatlah ketika mereka pulang saat Idul Fitri atau Idul Adha, mereka gak kalah gaya.
"Bahkan untuk menunjukkan gengsi, katanya, saat mereka makan roti bermerek bungkusnya tidak segera dibuang. Psikografi atau gaya hidup inilah yang dijadikan Andy senjata," imbuhnya.
Maka pada Mei 2013 dibukalah kantor di Pamekasan, disusul oleh pembukaan kantor Bangkalan tidak lama kemudian.