Gunung Kelud Meletus

Stok Pakan Ternak Cukup Sebulan

Sejak letusan Kelud, ada sembilan sapi mati karena dehidrasi dan kelaparan, sebagian besar sapi itu milik warga Desa Pandansari.

Penulis: Iksan Fauzi | Editor: Wahjoe Harjanto

SURYA Online, BATU - Peternak sapi perah Kecamatan Ngantang yang terdampak letusan Gunung Kelud bisa bernafas lega karena Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang menyediakan bantuan pakan.

Stok pakan ternak itu diperkirakan bisa mencapai sebulan dengan komposisi dua hingga 10 persen dari kebutuhan makan harian sapi dewasa setiap hari. Untuk ukuran sapi dewasa normal, beratnya sekitar 400 Kg kebutuhan pakan normal 10 persennya, yaitu sekitar 40 Kg.

Sedangkan ketika dalam keadaan darurat, pakan bisa ditekan hingga 2 persen atau 4 Kg/hari, dengan kombinasi rumput dan konsentrat. “Pasokan pakan ini kami sediakan dengan persediaan logistik,” ujar Sujono, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jumat (21/2/2014).

Sujono mempekirakan, pasokan rumput gajah mulai tumbuh dalam dua bulan ke depan sehingga ada jeda satu bulan bagi peternak untuk mencari pakan sendiri. “Ketika mereka mencari pakan sendiri, saya kira keuangan mereka sudah stabil dan bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak sendiri,” ujarnya.

Di Kecamatan Ngantang, peternakan terdampak terparah adalah peternak di Desa Pandansari dengan jumlah sapi perah mencapai 2.200 ekor. Kendati selama tujuh hari kondisi peternakan hancur, namun saat ini produksi susu berangsur normal.

Di Kecamatan Ngantang, produksi susu saat ini 44 ton (Kamis, 20/2/2014), sedangkan produksi pada situasi normal 60 ton/hari. Sedangkan di Kecamatan Pujon produksi susu sudah 92 ton dari produksi normal rata rata 100 ton/hari. Dan di Kecamatan Kasembon mencapai 9 ton/hari dari produksi normal 15 ton/hari.

Sujono menambahkan, sejak letusan Kelud, ada sembilan sapi mati karena dehidrasi dan kelaparan, sebagian besar sapi itu milik warga Desa Pandansari.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Hafi Lutfi mengaku khawatir dengan cuaca yang masih hujan sebab hujan itu bisa menyebabkan air sungai meluap karena telah terjadi pendangkalan akibat menumpuknya material lahar dingin yang mengaliri sungai tanggal 18 Februari 2014.

Namun Hafi menyatakan potensi ancaman terjadinya lahar dingin sudah kecil, hanya saja banjir bisa saja mengancam, terutama di desa yang dialiri Kali Konto, sekitar Dusun Klangon, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kasembon dan Pujon.

Sesuai koordinasi dengan BNPB, BPBD Kabupaten Malang akan mengamankan warga yang berada di bantaran Kali Konto dan menghimbau agar tidak berada di rumah saat hujan. “Kami himbau warga untuk tetap di pengungsian terdekat apalagi kalau hujan deras,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved