Kelud Meletus
Kepala Badan Geologi Luruskan Lahar Dingin
Teman-teman kami dari luar negeri banyak yang mempertanyakan, penamaan istilah lahar dingin.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Adi Agus Santoso
SURYA Online, KEDIRI - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono meluruskan istilah lahar dingin, yang banyak digunakan hampir seluruh media cetak dan elektronik dalam isi pemberitaannya padahal istilah tersebut ternyata salah kaprah.
"Sebenarnya kita patut berbangga, karena istilah lahar berasal dari bahasa Indonesia telah menjadi istilah yang dipakai secara internasional," ungkap Surono kepada Surya Online, Rabu (19/2/2014).
Namun belakangan, kata Surono, ada kesalahan dalam penamaan istilah lahar. Karena air meluap di sungai dari lereng gunung berapi disebut dengan lahar dingin. Surono menyebutnya karena alirannya dari sungai mestinya disebut lahar sungai. Sedangkan lahar yang berasal dari gunung api, diberinama lahar letusan.
"Teman-teman kami dari luar negeri banyak yang mempertanyakan, penamaan istilah lahar dingin. Mestinya disebut saja lahar sungai karena berasal dari sungai," tambahnya.
Lahar sendiri awalnya, merupakan istilah material cair yang ditumpahkan dari kawah Gunung Kelud. Karena Gunung Kelud awalnya kawahnya memiliki danau yang menampung air sekitar 40 ribu meter kubik. Saat terjadi letusan, air dari kawah itu menyapu membersihkan perkampungan dan permukiman penduduk. Sehingga masyarakat menyebutnya Gunung Kelud karena mengeluti atau membersihkan perkampungan warga.