Gunung Kelud Meletus
395 Pengungsi Tinggalkan Posko
Alasan mereka pulang macam-macam, ada yang dijemput keluarganya karena aman. Padahal kami sudah memberitahu kalau statusnya masih awas
Penulis: Iksan Fauzi | Editor: Wahjoe Harjanto
SURYA Online, BATU - Sebagian pengungsi di Gedung Kopsae Kecamatan Pujon, Gedung Kesenian dan Gedung Ganesha Kota Batu memaksakan diri pulang ke rumahnya, bahkan ada yang pulang tanpa izin petugas di posko pengungsian.
Dari data yang berhasil dikumpulkan reporter Surya, di Gedung Kopsae ada 592 pengungsi, separuh dari pengungsi pulang tanpa izin, di Gedung Kesenian ada 39 orang dan di Gedung Ganesha ada 39 orang.
Petugas Tagana Kabupaten Malang di Gedung Kopsae, Fajar Santoso mengungkapkan, para pengungsi berangsur-angsur meninggalkan tempat pengungsian itu sejak Rabu (19/2/2014) pagi. Mereka memaksakan diri meski tidak mendapat izin dari petugas karena status Gunung Kelud masih awas.
“Saya mencoba menahan mereka tapi mereka banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan dan mengajak berantem. Saya tidak bisa apa-apa,” terang Fajar ditemui di Gedung Kopsae, Rabu (19/2/2014) sore.
Para pengungsi yang meninggalkan tempat dari seluruh desa terdampak, namun yang paling banyak adalah warga Desa Pandansari dengan alasan sudah banyak tetangganya yang pulang kampung.
“Sebetulnya tidak boleh mereka kembali ke sana karena statusnya masih awas. Tapi karena mereka memaksa kalau ada apa-apa ya tanggung jawab mereka sendiri,” katanya.
Di Gedung Kesenian, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu tak kuasa mencegah dan melarang warga meninggalkan tempat pengungsian. Ada 39 pengungsi yang memaksakan diri pulang. Mereka berasal dari Desa Ngantru, Desa Sukoanyar, Desa Mulyorejo dan Desa Sumber Agung.
“Mereka mengaku sudah ingin sekali melihat rumah mereka dan segera ingin
memperbaikinya. Dari warga yang pulang tersebut, 23 orang di antaranya adalah perempuan,” tukas Endik Suhadi, Petugas BPBD dan Koordinator Posko Gedung Kesenian.
Sebelum melepas pengungsi dengan terpaksa, Endik sempat bersitegang dengan pengungsi. Namun pihaknya tidak bisa menahan bahkan tanpa sepengetahuan petugas beberapa pengungsi telah mendatangkan mobil pikap untuk mengangkut dan membawa pulang barang-barangnya.
Slamet Supriyadi yang menjadi koordinator pengungsi diminta untuk membuat surat pernyataan yang isinya pengungsi bertanggung jawab sendiri jika pasca kepulangan ini terjadi apa-apa di rumahnya.
Di Gedung Ganesha, relawan PMI, Abdul Jamal mengungkapkan, ada 60 pengungsi laki-laki dan perempuan meninggalkan tempat. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang membuat surat pernyataan pulang dan bertanggung jawab atas dirinya jika terjadi sesuatu. Mereka warga Mulyorejo, Ngatru, Kambal dan Kawedenan.
“Alasan mereka pulang macam-macam, ada yang dijemput keluarganya karena aman. Padahal kami sudah memberitahu kalau statusnya masih awas,” katanya.
Kepala Dusun Kedawung, Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Sutikno mengaku, warganya ingin pulang karena ingin bersih-bersih rumah dan mengamankan harta bendanya.
Memang ada yang tidak mau dievakuasi, jumlahnya sekitar 120 orang dari 600-an warga dusun. Sementara yang pulang Rabu (19/2/2014) pagi, ada 15 perempuan dan lima anak. “Mereka pulang untuk memberi makan ternak dan membersihkan rumah biar ketika keluarga pulang sudah siap ditempati,” katanya.