Kelud Meletus

Hujan Selamatkan Tanaman Pertanian

Untunglah hujan sudah turun, karena kalau sampai empat hari tanaman tertutup abu, fotosintesanya terganggu

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Adi Agus Santoso

SURYA Online, SURABAYA - Dinas Pertanian Jatim memastikan produksi holtikultura Jatim tidak banyak terganggu, oleh bencana erupsi Gunung Kelud. Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro menyebut meskipun ada banyak lahan yang dipastikan puso karena terpaan debu vulkanis, tapi masih banyak juga lahan yang masih bisa dipanen normal.

Eko menjelaskan, datangnya hujan di hari Minggu (16/2/2014) sangat membantu mengurangi kerugian akibat gagal panen. Hujan yang turun hingga Senin malam setidaknya bisa menyelamatkan ratusan hektar sawah dan tanaman lain.

"Kami sudah ke lapangan, lahan pertanian yang tertutup abu ada di Nganjuk, Blitar, Kediri, Malang. Untunglah hujan sudah turun, karena kalau sampai empat hari tanaman tertutup abu, fotosintesanya terganggu dan tidak bisa produksi, tapi sekarang banyak yang terselamatkan,” kata Eko, Selasa (8/2/2014).

Dinas Pertanian merevisi data luas lahan, yang semula dinilai berpotensi puso karena tertutup abu. “Seperti padi yang  hari Sabtu (15/2/2014) terdata 871 yang terkena abu, setelah hujan turun jadi 798 hektar yang terkena abu dan yang sudah dinyatakan puso 121 hektar,” ujar Eko.

Kondisi serupa disebutkan, juga untuk tanaman produksi lain seperti luas lahan Jagung 1.483 hektar, yang dinyatakan puso 24 hektar. Cabe besar dari semula 538 hektar tertutup abu, kini tinggal 468 hektar yang terttutup abu dan yang puso 420 hektar.

Tanaman terong di lahan seluas 14 hektar, hanya 2 hektar yang puso. Lahan kacang panjang hanya 9 hektar yang puso dari perkiraan semula 36,5 hektar. Lahan tanaman buncis yang puso hanya 1 hektar dari perhitungan awal 4 hektar. Dan lahan Timun yang diprediksi rusak di 12,5 hektar ternyata hanya 2 hektar yang dipastikan puso.

Eko juga mengaskan jika panen raya masih bisa tetap berjalan untuk daerah terdampak abu Gunung Kelud. "Saya masih ring 3 km dan melakukan panen cabe, bukan panen paksa, tapi panen normal. Hasilnya normal, dan kami pastikan tidak berbahaya. Berikutnya yang lain bisa tetap dipanen sesuai jadwalnya,” tambah Eko.
Dyan Rekohadi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved