Mengais Rezeki dari Hobi Koleksi Action Figure

Hendra sehari-hari bekerja di Capsule Corporation di bagian marketing dan display. Sejak tiga tahun lalu dia mulai koleksi action figure.

Penulis: Marta Nurfaidah | Editor: Parmin
zoom-inlihat foto Mengais Rezeki dari Hobi Koleksi Action Figure
Seorang wanita mengamati mainan figure Iron Man Hall of Armors dalam Games Anime and Toys Expo (Gate) di Ciputra World Surabaya, Senin (25/11/2013).

SURYA Online, SURABAYA – Anton Lomewa hanya penyuka mainan berupa action figure karakter-karakter film animasi. Anime Voltus V dari Jepang karya Satburo Yasude dan disutradarai Tadao Nagahama sangat menyita perhatiannya. Adegan demi adegan keperkasaan robot Voltus melawan alien dari planet Boazan tak terlepas dari peran lima pilot muda yang tergabung dalam tim Voltes.

Anton kecil menyukai alur ceritanya hingga dia ingin mengoleksi mainan robot Voltus. “Dulu masih kecil ukurannya, mirip Gundam,” kata Anton yang sekarang berusia 30 tahun dan mengelola toko mainan Capsule Corporation, Senin (25/11/2013).

Tahun demi tahun koleksi Anton semakin bertambah banyak dan tidak terbatas pada anime Jepang seperti Luffy’s Life Story. Komik yang kemudian diadaptasi dalam film produksi Hollywood juga disukainya.

Iron Man, Batman, hingga seri militer seperti Terminator Salvation yang dibintangi Christian Bale dan Tears of the Sun yang salah satu aktornya adalah Bruce Willis. Kebanyakan action figure tersebut dibuat Hot Toys, produsen asal Hong Kong. Keunggulan produsen yang dipercaya para pembuat film superhero Hollywood ini adalah ketepatan detail pada karyanya.

“Lihat wajah Heath Ledger pemeran Joker pada Batman Dark Knight, mirip sekali kan?” ujar lelaki berkacamata ini. Bahan baju dan segala asesorisnya juga terlihat rapi dan wujudnya dibuat mendekati aslinya.

Di sebelah lima etalase yang memajang beberapa koleksi Anton dan milik Capsule Corporation itu terdapat diorama Tony Stark bersama Virginia Pepper Potts. Kedua karakter Iron Man ini dikelilingi berbagai jenis action figure mulai dari anime Jepang hingga superhero khas Amerika Serikat.

“Diorama ini bercerita Tony Stark berada di museum toys miliknya sendiri. Ditata sedemikian rupa di diorama supaya ada ceritanya,” ujar Hendra Sanyoto (32), si pembuat diorama.

Hendra sehari-hari bekerja di Capsule Corporation di bagian marketing dan display. Sejak tiga tahun lalu dia mulai koleksi action figure. Di antara koleksinya terdapat action figure Gundam standard buatan Bandai, mini statue buatan Eaglemoss dari Inggris yang terbuat dari timah putih. Mulai dari harga Rp 400.000 hingga Rp 2,3 juta untuk Iron Man Mark II.

Mainan koleksinya ini tidak dikoleksi saja tetapi juga dijual kembali ke kolektor lainnya. Minimum keuntungan yang diperoleh dari harga beli semula ratusan ribu rupiah. “Bisa juga sampai lima hingga tujuh juta,” ungkap Hendra.

Berbagai jenis action figure dan die cast bisa disaksikan pada Games, Anime Toys Expo di lantai UG Ciputra World Surabaya selama 25 November hingga 1 Desember 2013. Total terdapat 12 komunitas yang turut bergabung.

“Di sini juga ada action figure paling diidolakan saat ini yaitu Iron Man Mask XXI yang berwarna kuning keemasan,” kata Kwee Tomi dari majalah Toys Magz yang menyelenggarakan pameran ini bersama Capsule Corporation.

Selain di atas, terdapat pula die cast berupa merek-merek makanan, minuman, kampanye politik, lembaga pembersih korupsi, hingga stasiun televisi swasta. “Itu pesan dari pihak lain, tekniknya disebut decall. Satu unit die cast senilai Rp 250.000 hingga Rp 300.000,” ucap Tomi.

Hobi menggambar art digital printing pun bisa mengikuti workshop bersama komunitas Rea Reo. Jika suka mengoleksi mainan anime, dashboard, dan body jointed doll (BJD) dapat bergabung dengan komunitas ToysgraphyID. Semua ada di sana, lengkap, termasuk jika ingin membeli mainan untuk melengkapi koleksi di rumah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved