Jejak sang Juragan Gula

The sugar baron, juragan gula Asia Tenggara itu banyak meninggalkan jejak di Indonesia. Salah satunya ada di Kota Malang... Siapa dia?

Editor: Tri Hatma Ningsih
zoom-inlihat foto Jejak sang Juragan Gula
Agviana Destyra Rustiawan

Oleh: Agviana Destyra Rustiawan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
dagviana@yahoo.com

Di balik rimbunnya pepohonan yang ada di depan Hotel Tugu Kota Malang, tersimpan sejarah dan estetika yang menarik untuk disibak. Hotel yang dulunya rumah juragan gula Oie Tiong Ham (1866-1924) berjuluk the sugar baron itu dikenal sebagai raja gula Asia Tenggara pertama. Lahir dan besar di Kota Semarang, aset dan kekayaan sang juragan gula tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya pabrik gula dan tepung tapioka di Krebet, Malang, didirikan pada 1894.

Secuil kisah yang menjadi magnet kehadiran saya ke Hotel Tugu Malang, awal November 2013 lalu. Berdua rekan, kami menikmati jejak the sugar baron yang tersisa di sana. Berseberangan dengan Hotel Tugu adalah balai kota Malang, bernuansa Eropa, dan juragan gula berdarah Tionghoa mendirikan rumah kediaman di wilayah elit kolonial. Bagaimana bisa?

Tamu mancanegara dan kalangan sosialita mendominasi saat kami mengunjungi hotel ini. Kemewahan dan keasrian romantis terpancar dari hotel butik ini. Usai makan malam, kami mulai menjelajah ke seantero hotel.

Pajangan boneka menarik minat kami. Ternyata itu wayang potehi. Wayang Cina yang menjadi salah satu koleksi antik hotel ini. Selain wayang potehi bisa dinikmati koleksi lukisan dari kesultnan Yogyakarta tahu 1877, masa sri Sultan Hamengku Buwono VII. Koleksi lukisan Raden Ajoe van Surabaija terpajang di sana. Beliau merupakan istri dari bupati Surabaya masa kolonial.

Perhiasan dan batik dijual di beberapa sudut hotel. Saat kaki melangkah ke belakang hotel, tampak ruangan bernuansa India. Tirta Gangga, nama ruangan itu dipenuhi berbagai lukisan bernuansa India. Sejenak nama Gangga mengingatkan publik akan nama sungai legendaris di India.

Koleksi bersejarah dan barang-barang budaya berupa patung, lukisan, dan benda-benda antik lainnya berhasil dikelola dengan baik oleh manajemen hotel ini. Sepenggal sejarah yang bisa dinikmati dalam suasana yang tidak membosankan sukses menarik pengunjung untuk terus ingin tahu setiap cerita di balik pernik koleksi Hotel Tugu.

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved