Sedan Tabrak Puluhan Siswa di Sekolah

Orang Tua Anggara Mengaku Prihatin

Orang tua Anggara, Brigjen Pol (Pur) Totok Sudharto, mengaku prihatin dengan peristiwa ini apalagi Alif Kurnia Safitri sampai dirawat di Rumah Sakit.

Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Parmin

SURYA Online, SURABAYA - Orang tua Anggara, Brigjen Pol (Pur) Totok Sudharto, mengaku prihatin dengan peristiwa ini apalagi Alif Kurnia Safitri, 15, sampai dirawat di Rumah Sakit dan Setyo Nugroho, bagian Administrasi SMA Hang Tuah kakinya terkilir.  "Tentunya persoalan ini ada sebab dan akibatnya," tuturnya dengan nada sedih.

Totok demikian dipanggil, peristiwa itu akibat ketakutan yang mendalam pada anak ketiganya itu. Ia nyaris menjadi bulan-bulanan oleh puluhan massa saat bersitegang dengan "A" dan akhirnya disuruh masuk mobil oleh salah seorang guru. Begitu masuk mobil dengan kondisi digebrak-gebrak maka kondisi anaknya itu makin kacau.

"Mobil yang dipakai itu matic tidak mungkin langsung bisa dipacu dengan kecepatan tinggi. Dalam kondisi kacau gigi untuk maju keliru mundur dan sebaliknya," ungkapnya.

Setelah peristiwa terjadi, (Kamis 31/10/2013), Anggara langsung masuk kamarnya di lantai II. Ia tidak makan dan tidak turun walau puluhan kali kamarnya diketuk.

"Jadi stres anak saya setelah kejadian. Ibunya terus menangis meratapi bagaimana nasib anak yang ditabrak (Alif)," tutur Totok.

Anggara baru mau keluar kamar setelah teman-temannya datang ke rumah setelah menyaksikan CCTV dari kamarnya. "Ibunya langsung dipeluk dan menangis sejadi-jadinya. Ia minta maaf atas apa yang sudah terjadi," jelasnya.

Rupanya "A" itu pernah bertemu saat Anggara tengah berenang bersama Natasya di sebuah kolam renang di Delta Sari, Waru. Ketika bertemu, A melihat secara terus menerus. Anggara yang diakui tidak punya masalah apa-apa tenag saja. "Justru Anggara introspeksi diri ada dengan dirinya," ungkapnya.

Anggara baru sadar dalam pertemuan sekitar 10 hari sebelum peristiwa itu ketemu di SMA Hang Tuah 2. Ketika itu Anggara mengantarkan makanan ke Natasya saat jam istirahat. Karena Natasya memiliki penyakit mag. "Secara kebetulan ketemua A dan menyulut keributan. Satpam nggak ada masalah karena sudah tahu kalau akan mengantarkan makan dan itu sudah sering dilakukan," jelasnya.

Atas kejadian ini, Totok mengaku sedih karena waktu dan tenaganya terkuras. Ia berkeinginan mencari solusi yang terbaik karena ini adalah musibah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved