Mahasiswa ITN Meninggal
Sebelum Meninggal, Fikri Sempat Pingsan
Meski pingsan, Fikri dilihatnya masih bernapas. Setelah dibawa ke pos medis, Fikri ditinggalkan karena ia harus kembali mengambil air asin.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Parmin
SURYA Online, MALANG - Fikri Dolasmantya Surya (20), mahasiswa ITN Malang yang tewas saat kegiatan acara kampusnya di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang diketahui sempat pingsan. Dengan berat badannya yang sekitar 80 kg, ia nampaknya kelelahan menempuh trek jalan menuju Pantai Watuleter yang berada di Desa Sitiarjo. "Saya yang mengangkut Fikri bersama teman-teman SAR dan panitia," jelas Sumenggaring Budi Lekso kepada Surya Online, Minggu (13/10/2013).
Enggar, panggilan akrabnya adalah satu pendamping kegiatan mahasiswa di sana. Menurut warga Sitiarjo ini, ia mendapat informasi mengenai keadaan Fikri pada Sabtu siang sekitar pukul 12.00 WIB. "Ada laporan bahwa satu personel pingsan di jalan di tim 2. Tim ini satu di antaranya adalah Fikri," terang Enggar. Setelah itu, Fikri dibawa ke pos terdekat bersama tim SAR dan panitia karena ada perlengkapan medis disana. "Ketika saya datang ke TKP, Fikri sudah pingsan," kata Ketua Pokwasmas Sitiarjo ini.
Meski pingsan, Fikri dilihatnya masih bernapas. Setelah dibawa ke pos medis, Fikri ditinggalkan karena ia harus kembali mengambil air asin untuk tukik penyu di konservasi pribadi yang ada di rumahnya. Berikutnya Fikri dibawa ke Puskesmas Sitiarjo oleh anggota SAR dan panitia. Soal kematian Fikri, ia menduga karena kelelahan. "Tapi ini pendapat pribadi saya karena saya bukan ahli medis," katanya. Menurutnya, sejak Rabu lalu, mahasiswa ITN menggelar kegiatan di Sitiarjo dalam bentuk bakti sosial dengan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD).
Menurut Enggar, salah satu kegiatan mahasiswa termasuk mendatangi lokasi konservasi penyu di Pantai Watuleter. "Mereka membantu meratakan tanah yang ditanami warga singkong," tutur Enggar. Wahyu Hidayat, dosen ITN jurusan Planologi juga menyatakan Fikri kelelahan. "Mungkin gak enak sama teman-temannya. Meski ada yang sudah meminta istirahat kalau lelah," tutur Wahyu Hidayat kepada Surya Online terpisah.
Menurutnya, kegiatan mereka selain kemah bakti desa kepada masyarakat, tapi juga pengenalan jurusan dari dosen-dosen seperti pemetaan, pengenalan lingkungan, cara-cara pencarian data-data dalam rangka perencanaan desa dll. "Mereka juga melakukan penanaman mangrove bersama masyarakat sekitarnya, pos AL Sendangbiru, Polair, BKSDA, pokmaswas dan desa," paparnya.