Kecewa UKT EM UB Demo

"Bahkan setelah kami bandingkan dengan UKT kampus-kampus lain, UB tetap yang paling mahal," tandasnya.

Penulis: Irwan Syairwan | Editor: Adi Agus Santoso

SURYA Online, MALANG – Executive Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) kecewa terhadap keputusan Rektorat UB, yang tidak mengakomodir mahasiswa baru (maba) UB dari keluarga tidak mampu.

Padahal, EM UB telah ditunjuk langsung Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito, untuk mengadvokasi pengajuan penundaan, keringanan, angsuran, para orang tua maba yang tidak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT).

Sebagai bentuk kekecewaan, seluruh divisi EM UB menggelar demo untuk memperjuangkan ratusan maba UB yang mundur karena tidak mampu membayar, Senin (2/9/2013). "Kami mengadvokasi sekitar 1.400 pengajuan keringanan. Tapi yang di-ACC rektorat hanya sekitar 350 saja. Sisanya tidak tahu ke mana?,” kata M Rizky Kurniawan, Presiden EM UB kepada Surya Online.

Risky menuturkan data yang dimiliki EM UB ada 82 maba UB yang pasti mundur, karena tidak mampu membayar UKT dua semester sekaligus. "Hasil kerja kami sia-sia, karena tidak ada setengahnya yang kami advokasi mendapatkan keringanan. Padahal sebelumnya, rektor menegaskan tidak akan ada mahasiswa UB yang tidak kuliah karena uang," sambungnya.

Risky melanjutkan, EM telah menghitung sistem UKT UB dimana hasilnya sangat mengejutkan. Ternyata UKT UB itu lebih mahal sekitar 60 persen, dibanding sistem SPP proporsional tahun lalu.

Dijelaskan Rizky, meski tahun lalu masih ada biaya uang gedung, ternyata masih lebih murah ketimbang sistem UKT. "Kami adopsi rumus penghitungan UKT yang digunakan rektorat. Hasilnya, bukannya lebih murah, tapi malah lebih mahal 60 persen,” bebernya.

Rizky mengakui, memang ada beberapa program studi (prodi) yang besaran UKT perkategorinya telah sesuai. Namun mayoritas prodi UB malah makin mencekik besaran kategori UKT-nya. "Bahkan setelah kami bandingkan dengan UKT kampus-kampus lain, UB tetap yang paling mahal," tandasnya.

Saat menerima pendemo, Rektor Yogi Sugito mengungkapkan ada kesalahan dalam sistem TI UB, di mana saat pengumuman penetapan kategori UKT tiba-tiba menjadi tinggi, terutama yang dari jalur undangan (SNMPTN).

"Laporan tim TIK UB ke saya sistem kami telah disusupi hacker. Orangtua dan mungkin maba yang saat ini demo, adalah imbasnya. Tapi sudah kami benahi, dan beruntung EM juga telah membantu mengadvokasi,” imbuh Yogi.

Yogi menjamin, para maba yang tadinya terlanjur memutuskan mundur karena tidak punya biaya tetap akan diakomodir dan diterima menjadi mahasiswa UB.
"Yang tidak datang hari ini, bisa datang besok atau mengirimkan surat. Kami tetap berkomitmen, tidak akan menolak mahasiswa hanya karena biaya,” tukas Yogi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved