Merger 154 SD di Tuban Tunggu Bupati
Rencana Pemerintah Kabupaten Tuban untuk menggabung 154 sekolah dasar hampir terlaksana. Ini terbukti dengan diajukannya surat penggabungan itu.
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: Parmin
SURYAOnline, TUBAN - Rencana Pemerintah Kabupaten Tuban untuk menggabung 154 sekolah dasar hampir terlaksana. Ini terbukti dengan diajukannya surat penggabungan itu ke Bupati Tuban untuk disetujui.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban Sutrisno mengatakan merger sekolah dasar tinggal menunggu waktu. "Surat sudah kami ajukan dan saat ini tinggal menunggu tanda tangan bupati," kata Sutrisno, Minggu (16/08/2013) siang.
Dari penelusuran Surya Online, sekolah-sekolah yang bakal di merger tersebut rata-rata memiliki total siswa yang kurang dari 60 orang. Jumlah kelas di masing-masing sekolah juga tak lebih dari tiga hingga empat ruangan.
Misalnya saja, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kutorejo IV yang terletak di sekitar kawasan wisata Pantai Boom. Sekolah ini memiliki jumlah murid 53 orang dengan enam ruang kelas.
Meski kondisi sekolahnya masih bagus dan berada di pusat kota, namun sekolah ini rencananya akan dimerger dengan SDN Kutorejo III yang terletak di jalan Veteran, atau satu kilometer dari SDN Kutorejo IV.
Selain sekolah SDN Kutorejo, SD di kawasan Kota Tuban yang juga turut dimerger adalah SDN Sendangharjo I dengan SDN Sendangharjo IV. Sekolah ini dimerger karena jumlah total murid di SDN Sendangharjo I hanya 38 orang.
Alasan merger sekolah dasar ini, kata Sutrisno karena menyangkut efisiensi anggaran dan tenaga kerja, serta efektivitas proses belajar mengajar.
Faktor-faktor sekolah harus dimerger itu antara lain, ada dua sekolah di satu lokasi yang jaraknya hanya 1,5 kilometer (km), muridnya per kelas kurang dari 20 siswa dan kesepakatan antar sekolah-sekolah tersebut. Penggabungan sekolah ini juga berkaitan untuk menggenjot mutu pendidikan Tuban.
Menurut Sutrisno, keputusan merger sekolah ini sudah final. Dia juga mengaku sudah memiliki rencana terkait pembagian guru dan fasilitas gedung yang bakal ditinggalkan penghuninya nanti. Salah satu rencana itu adalah mengganti peruntukkan ruang fasilitas gedung.
"Merger dua sekolah ini lokasinya tidak berjauhan, sehingga dimungkinkan jika ruangan yang dulunya kelas, nanti bisa dipergunakan sebagai ruang laboratorium atau perpustakaan. Ini untuk peningkatan mutu sekolah," jelasnya.
Sutrisno menambahkan merger sekolah ini direncanakan berlangsung pada akhir tahun ini juga. (Adrianus Adhi)