PPDB Surabaya
Ramai-Ramai Intip Bangku Kosong
Ramai-Ramai Intip Bangku Kosong
Penulis: Musahadah | Editor: Parmin
SURYA Online, SURABAYA - Adanya pemenuhan bangku kosong SMP, SMA, dan SMK membuat sejumlah orangtua pendaftar ramai-ramai menyerbu sekolah yang dituju. Di sana mereka mengintip kemungkinan adanya siswa yang tidak daftar ulang, sehingga memungkinkan anaknya masuk.
Salah satunya Fery, warga Karangmenjangan, Surabaya. Fery rela berjam-jam di SMAN 3 Surabaya demi melihat kemungkinan anaknya, Fiska Larasati bisa diterima di sekolah yang berlokasi di Jalan Memet Sastri Wiryo.
Berkali-kali Fery mengintip tumpukan map berisi formulir daftar ulang di meja petugas. “Saya lihat di satu meja kok masih ada sekitar 20 map yang belum diambil. Berarti ada kemungkinan mereka tidak daftar ulang,”kata Fery kepada surya.co.id, Selasa (2/7/2013).
Fery berharap Fiska bisa mengisi salah sau bangku kosong di SMA tersebut. Pada pendaftaran sebelumnya Fiska terlempar karena nilainya di bawah nilai terendah yang diterima.
”Nilai ujian nasional anak saya 29,30. Sedangkan nilai terendah yang diterima di SMAN 3 ada 30,15. Barangkali ada yang gak daftar ulang kan anak saya bisa masuk,”kata Fery.
Demi mendapat kepastian pemenuhan pagu, Fery rela menunggu di ruang sekretariat PPDB Dinas Pendidikan Surabaya.
”Katanya jam 16.00 WIB ada pengumuman pemenuhan pagu. Saya tunggu aja di sini,”tukasnya.
Hal yang sama dilakukan Ari Puspitasari, orangtua Auron Androryan Rivaldo yang bertekat akan menunggu pengumuman pemenuhan pagu untuk memastikan anaknya diterima di SMKN 1 Surabaya. Nilai Auron hanya berselisih sedikit dengan nilai terendah yang diterima di Jurusan Produksi Program Pertelevisian SMKN 1.
”Nilai anak saya 30,70 sementara yang diterima minimal 30,90. Semoga masih ada bangku kosong untuk anak aya,”kata Ari.
Di bagain lain, Mega, orangtua Retno Arum Wulandari terlihat kecewa. Kekecewaan Mega beralasan setelah Retno tersingkir dari seleksi Jurusamn Akuntansi dan Administrasi Perkantoran SMKN 4 Surabaya. Bukan nilai yang membuat Retno harus tersingkir, tapi karena kesalahan administrasi yang dilakukan alumni SMP Manguni ini.
Retno yang memiliki kartu keluarga (KK) Surabaya mendaftar melalui jalur luar kota. Akibatnya dia terkena kuota satu persen untuk bisa masuk ke SMKN 4.
Meski nilai Retno lebih tinggi dari batas nilai minimal di dua jurusan itu, dia tidak masuk. Nilai unas Retno 35,65 sementara nilai minimal jurusan Akuntasi 32,45 dan Jurusan Administrasi Perkantoran 32,90.
”Anak saya tidak mau sekolah kalau tidak masuk negeri. Tolong diusahakan ya,”pinta Mega pada petugas sekretariat PPDB.
Mega berharap anaknya bisa masuk melalui bangku kosong. ”Suami saya cuma kuli batu. Kami gak kuat kalau harus sekolah swasta,”katanya.
Ketua PPDB Yusuf Masruh hingga berita ini ditulis Yusuf belum bisa dikonfirmasi masalah ini. Sementara Humas PPDB Eko Prasetyaningsih meminta masyarakat untuk tidak khawatir bersekolah ke swasta jika memang tidak bisa masuk negeri. ”Harus dihilangkan stigma kalau swasta itu sekolah anak nakal karena banyak sekolah swasta yang bermutu bagus,”katanya.