SNMPTN 2013

ITS Tetap Pakai Mekanisme SNMPTN

Jika ternyata peraih Unas tertinggi yang ekonomi tidak mampu itu diterima di ITS, dia memastikan akan mendapatkan beasiswa bidik misi.

Penulis: Musahadah | Editor: Wahjoe Harjanto
SURYA Online, SURABAYA - Wakil Rektor I ITS Prof Herman Sasongko menegaskan, tetap akan menggunakan mekanisme Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) untuk menjaring mahasiswa. Tidak terkecuali mahasiswa miskin peraih nilai tertinggi Ujian Nasional (Unas).

Menurutnya, mekanisme SNMPTN ini adalah cara yang paling logis untuk melihat prestasi calon mahasiswa karena di SNMPTN urut-urutan prestasi sehari-hari akan tertulis secara jelas melalui raportnya.

"Apakah Unas itu dapat melihat prestasi yang logis. Saya rasa kok tidak. Malah banyak nilai tertinggi Unas itu tidak logis. Istilahnya pendatang baru yang tiba-tiba. Kalau seperti itu kan repot," katanya dihubungi surya.co.id, Sabtu (25/5/2013).

Menurut Herman, antara Unas dan SNMPTN berbeda. Unas menguji kemampuan serapan pelajaran SMA, sedang SNMPTN sifatnya prediktif untuk menentukan sekolah yang lebih lanjut.

"Dan itu dibutuhkan bakat. Tidak boleh disamakan," katanya.

Dengan alasan itu, pihaknya tetap akan melihat hasil SNMPTN yang baru diumumkan 28 Mei 2013. Jika ternyata peraih Unas tertinggi yang ekonomi tidak mampu itu diterima di ITS, dia memastikan akan mendapatkan beasiswa bidik misi.

"Kalaupun toh dia tidak masuk bidik misi. Ya pasti akan kami masukkan bidik misi. Tidak ada masalah, yang penting mekanisme yang sudah ada ini dijalankan dulu," tegasnya.

Ketua Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga Bagus Ani Putra belum bisa memastikan apakah akan menjemput siswa tidak mampu peraih nilai Unas tertinggi untuk kuliah dikampusnya.

"Saya belum ada petunjuk. Untuk kepastiannya besok saya kabari karena itu kebijakan pimpinan," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved