Bisnis Tambal Ban Otomatis VionSeal
Modal Rp 500 Juta Balik Modal dalam Setahun
Potensi pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup besar membuatnya tertarik untuk menggali pernak-pernik bisnis di bidang ini.

Ini juga yang dilakoni Andri Firmansyah dalam mengembangkan bisnisnya berupa pasta penambal ban otomatis dengan merek VionSeal.
Alumni Manajemen Unair ini mengaku coba-coba pada awal memulai bisnisnya."Sebetulnya ini bukan bisnis saya yang pertama, sebelumnya sudah ada yang lain," paparnya.
Modal dari bisnis sebelumnya itulah yang kemudian dipergunakan Andri memulai usaha. Kebetulan dirinya suka otomotif dan sangat ingin mengembangkan bisnis yang terkait dengan otomotif.
Potensi pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup besar membuatnya tertarik untuk menggali pernak-pernik bisnis di bidang ini. Awalnya, Andri ingin bisnis ban tapi dia berpikir, pilihan itu kurang prospektif karena orang mengganti ban paling tidak tiga tahun sekali.
Lalu ada opsi lain, yakni terjun di dunia helm tapi lagi-lagi Andri mengkaji, bahwa orang mengganti helm minimal lima tahun sekali. "Jadi dari analisa saya, tidak mungkin setiap tahun beli helm atau ban," ujar pria kelahiran, 19 Mei 1983 ini.
Suatu hari, seorang teman menawari produk tambal ban otomatis, yakni semacam pasta dengan formula khusus untuk melindungi ban dari kebocoran. Pasta itu penggunaannya cukup dioles di dalam ban maka dalam tempo hingga 1,5 tahun ban akan tahan bocor meski melintas di ranjau paku.
Tawaran itu memikat hati Andri tapi bukan menjual pasti. Ia lebih tertarik mendalami formulanya. Andri lalu menemukan rekan yang mampu memproduksi produk pasta itu di Semarang.
Hingga kini, Andari menjalin kemitraan bisnis dengan orang itu dan memperkuat bisnis di segmen ini dengan mendirikan PT Cahaya Global Vision.
Perusahaan inilah yang memproduksi dan mendistribusikan VionSeal sejak setahun lalu. Merek VionSeal yang menjadi trade mark perusahaan Andri, dijual dalam kemasan seragam berukuran 500 ml dengan harga eceran Rp 70.000.
"Sekali order ke Semarang sekitar 10.000-20.000 botol dalam kondisi normal kalau pas ramai bisa lebih dari itu," imbuhnya.
Dengan modal awal Rp 500 juta di awal 2011, kini omzet dari produk VionSeal bisa tembus Rp 700 juta. Penetrasi pasarnya untuk kendaraan bermotor di bawah 1 persen.
Andri mengakui, pasarnya masih terlalu kecil meski peluangnya sangat besar. "Tahun depan, saya berambisi menggaet 1-2 persen saja dari market pengendara bermotor," tandas bapak satu anak ini. (bersambung)