Perjalanan Fifin

Surga Kecil di Pulau Sempu

Cantik. Meski butuh tenaga lebih untuk menjangkau, Pulau Sempu benar-benar luar biasa.

Editor: Endah Imawati
Surga Kecil di Pulau Sempu
dok fifin
SURYA Online, MALANG - Kalau mengingat kunjungan pertama ke Pulau Sempu, ada duka sekaligus suka yang menyelimuti. Waktu itu saya pergi dengan dua kelompok yang berbeda dengan cita-cita menyusuri Pulau Sempu yang indah. Kelompok pertama adalah teman-teman seperjuangan di kantor untuk merayakan keberhasilan ujian trainee kami. Kelompok yang kedua adalah teman-teman Couch Surfing, yaitu jaringan pertemanan para traveler seantero dunia, tetapi kali ini pesertanya dari Surabaya dan Malang saja. Meeting point kami di Malang.  

Pulau Sempu terletak di selatan Malang. Dari Malang menuju ke Pantai Sendang Biru sekitar 70 km, melewati Turen, terus ke arah Sumber Manjing. Dari sana sudah banyak papan penunjuk jalan menuju Sendang Biru. Pantai itu berada di desa nelayan dengan pusat pelelangan ikan. Jadi kalau ingin bakar-bakar ikan di pinggir pantai bisa beli di sana, tetapi jika ingin yang lebih praktis, bisa membawa bekal dari Malang. Menikmati pantai dari sisi Sendang Biru kurang begitu cantik karena banyak kapal-kapal nelayan bersandar.

Setelah tiba di Sendang Biru hanya ada speed boat sewaan dengan harga sekitar Rp 100.000 (catatan tengah tahun 2012). Harga itu sudah sepaket diantar dan dijemput kembali. Dari Sendang Biru ada dua pilihan.

Jika ingin santai-santai di pantai saja, kita bisa menyeberang ke Sempu dan menikmati pantai serta berenang, dengan posisi di utara pulau, berseberangan langsung dengan pantai Sendang Biru. Sementara, the beautiful view yang sedikit menantang mengharuskan orang menembus ke dalam pulau dengan berjalan kaki lebih kurang 2 jam, bergantung kondisi tanah. Jika musim hujan, tanahnya becek sehingga agak sulit untuk berjalan. Itu ditambah dengan banyak akar pohon besar yang melintang di jalan. Sebelumnya saya pernah menikmati berenang di sisi utara Pulau Sempu dan rombongan kali ini adalah menuju masuk ke dalam pulau.

Saat itu semua rombongan sudah masuk ke kapal dan siap menyeberang. Untuk masuk ke dalam pulau, kapal akan diberhentikan di depan jalur masuk pulau, tetapi tidak bisa sampai ke tepi karena banyak akar bakau di sekitar pantai, sehingga semua harus turun dari kapal dan berjalan dengan kondisi air selutut untuk masuk ke pulau. Nah, di situlah tragedi itu terjadi. Seorang teman yang sedang bawa kamera saya terpeleset, sehingga nyemplung bareng dengan kameranya. Busyet… waterproof camera jelas aman, sementara 500D saya almarhum seketika. Air laut sudah tidak bisa ditoleransi lagi dengan semua barang elektronik. Campur-campur dah rasanya. Momen paling indah  tidak akan bisa diabadikan dengan maksimal, karena hanya ada kamera SLR, sementara kamera pocket kurang maksimal hasilnya.

The journey must go on. Saya berusaha menetralkan perasaan. Jalanan masuk ke pulau sedikit becek, sepertinya sisa hujan semalam. Disarankan untuk memakai sepatu kets untuk mempermudah langkah. Kiri kanan adalah pohon-pohon besar dan banyak akar yang menghalangi sehingga kita harus lincah melewatinya. Tidak ada fasilitas apapun di dalam pulau ini, jadi jika ingin menginap harus camping dengan membawa semua peralatan lengkap.

Lelah perjalanan akan terbayar saat dari sela-sela pohon sudah mulai tampak laguna atau sering disebut Segara Anakan dan welcome to the paradise in East Java. Satu sisi ada laguna dengan karang bolongnya, dan di sisi lain pada titik ketinggian tertentu, akan tampak membentang Samudera Hindia yang begitu cantik. Beberapa teman-teman Couch Surfing sudah langsung nyebur dan berenang ke Segara Anakan, mengintip ke karang bolong, dan berfoto-foto. Saya masih menunggu kamera waterproof  yang dibawa teman-teman kantor. Mereka tiba agak belakang. Maklum, mereka tidak biasa dengan kegiatan yang berbau adventure seperti ini.


Pose Menantang Maut

Setelah semua datang lengkap, mulai ceklak-ceklik foto bareng. Saya ingin dipotret di sisi karang bolong . Saya berenang lagi menuju karang bolong, tetapi mulai sepi karena yang lain sudah mulai leyeh-leyeh istirahat di pantai, sementara saya masih ingin narsis dulu. Foto pertama adalah tepat di karang bolong. Kemudian saya masuk ke karang bolong tersebut menuju sisi luar yang langsung berbatasan dengan Laut Selatan. Teman yang memotret agak jauh sehingga view yang begitu cantik terekam semua.

Setelah selesai pose beberapa kali dan saatnya kembali, tiba-tiba ombak besar datang. Tingginya tiga kali lipat dari saya. Saya cuma bisa pasrah dengan perpegangan erat pada karang-karang. Booommm...begitu kerasnya sehingga kaki lepas dari pijakan dan sempat terhempas. Untung pijakan tangan saya cukup kuat menahan sehingga tidak hanyut. Itu tidak terjadi sekali. Ombak kedua dan ketiga datang.

Saya pelajari polanya. Ketika ombak kembali ke tengah, saya bergeser sedikit demi sedikit, dan ketika ombak datang saya berpegangan kuat sampai akhirnya selamat kembali ke karang bolong.

Huffff…begini ternyata rasanya gulungan ombak. Benar-benar kuat. Teman yang memotret hanya bisa terpaku, harap-harap cemas. Syukurlah, saya masih selamat.

Pengalaman yang sangat luar biasa. Saya kembali ke tepi dan berisitirahat. Kaki saya sedikit lecet kena hempasan ombak ke karang tadi. Ada pengunjung yang bercerita kalau sore air laut itu bisa masuk melewati karang bolong itu sampai tertutup. Disarankan tidak main-main ke karang bolong di atas pukul 15.00 karena sudah berbahaya. Wah, untung saya selamat. Setelah beristirahat sejenak, kami semua kembali, karena khawatir gelap.

Yeah, pengalaman yang akan selalu saya kenang. Kegiatan di alam bebas memungkinkan terjadi hal-hal yang tidak terduga, tetapi tidak boleh cepat panik. Hadapi dengan tenang dan sisanya pasrahkan pada Sang Empunya. Ada baiknya juga mengorek informasi dari penduduk lokal untuk mengerti karakteristik tempat wisata yang dituju. Terlepas dari itu semua, Pulau Sempu sangatlah cantik, tercantik bahkan di Jawa Timur ini. Bermain-mainlah ke sana untuk menikmati surga Jawa Timur.

Fifin

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved