80 Tahun Yayasan Karya Sang Timur
Seiring waktu, YKST tak hanya fokus pada pendidikan, tapi juga kegiatan sosial dan kesehatan.
Penulis: Irwan Syairwan | Editor: Suyanto
Perjalanan 80 tahun ini berawal dari suster asal Jerman, Clara Fey. Pada tahun 1815, ia membuka sekolah bagi anak-anak terlantar di Jerman. Perjalanan waktu, akhirnya terbentuk sebuah kongregasi ‘Schwestern vom Armen Kinde Yesus (Para Suster Bagi Anak-Anak Yesus Yang Miskin)’. Nama Kongregasi itu lalu diterjemahkan di Indonesia menjadi ‘Suster Sang Timur’ dan berdiri di Pasuruan pada 29 Mei 1932. Sampai tahun 1975, berubah menjadi Yayasan Karya Sang Timur.
“Sampai sekarang, cita-cita mulia Suster Clara Fey tetap menjadi prioritas kami dalam melayani umat,” kata Ketua YKST Pusat, Sr Kristella PIJ, di sela-sela acara Dasa Windu YKST: Pesona 80 Tahun YKST, di Jl Bandung no 2, Minggu (9/9).
Suster Kristella menuturkan, untuk di Malang, YKST sudah berumur 53 tahun dan berkembang pesat. Bukan saja melayani bidang pendidikan tapi juga bidang sosial dan kesehatan dengan mendirikan asrama, panti asuhan, dan pusat kesehatan di seluruh Indonesia. Bahkan perkembangan YKST saat ini sudah berada di lima wilayah Indonesia dengan 17 cabang yayasan, dan Kota Malang sebagai pusatnya. “Kami bersyukur sudah bisa memberikan sedikit sumbangan untuk Indonesia,” sambung Sr Kristella.
Perjuangan YKST di Kota Malang, ungkap Sr Kristella, penuh rintangan. Jika dulu kegiatan YKST gagap teknologi, kini para suster di YKST Malang mengakrabi teknologi internet. “Kami tadinya takut-takut untuk menggunakan komputer, karena tidak paham memakainya. Tapi sekarang semua suster di sini menguasai komputer dan sangat terbiasa dengan internet yang diterapkan di berbagai aktivitas.
Di Kota Malang, YKST memiliki unit karya di bidang pendidikan, sosial, dan panti asuhan. Untuk bidang pendidikan, YKST, memiliki sekolah mulai dari jenjang play group sampai SMP. Ke depan, Sr Kristella memiliki program sekolah-sekolah YKST di Malang akan memfokuskan pada pembinaan pendidikan karakter untuk mencetak lulusan yang bukan saja pintar secara akademik dan memiliki jiwa wirausaha, namun juga memiliki pribadi baik yang bisa memberikan kasih bagi lingkungannya.
“Istilah pendidikan karakter yang akan kami kembangakan ini adalah ‘ke-sangtimur-an’ di mana ada dua hal yang kami fokuskan, yaitu nilai persaudaraan dan kebersamaan. Kami berharap dengan nilai kesangtimuran ini akan membuat siswa kami memiliki afeksi tinggi bagi sesama, selain keunggulan akademis dan jiwa wirausahanya,” urainya.
Jumlah siswa yang mendaftar di SD dan SMP Sang Timur untuk tahun ajaran baru ini, beber Sr. Kristella, berjumlah 444 siswa. Jumlah ini mengalami peningkatan 30 persen yang diartikan sebagai sinyal bagus sistem pendidikan di sekolah-sekolah YKST semakin meningkat mutunya.