Kecelakaan Pesawat
Gunung Salak, Eksotis Penuh Mistis
Gunung Salak memang seakan menjadi kuburan buat pesawat terbang.

Gunung Salah memiliki ketinggian 2.221 mdpl (meter di atas permukaan laut) tersebut pernah meletus pada tahun 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
Gunung Salak memiliki beberapa puncak. Puncak tertinggi disebut Salak I setinggi 2211 meter, disusul puncak Salak II setinggi 2180 meter, dan puncak Sumbul setinggi 1926 meter.
Inilah beberapa kecelakaan yang terjadi di kawasan Gunung Salak, sehingga menewaskan puluhan orang.
Tiga tahun silam tiga orang tewas, saat calon pilot menerbangkan pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug, terjatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, 30 April 2009.
Juni 2008, pesawat Casa 212 milik TNI AU jatuh di Gunung Salak pad ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut yang menyebabkan 18 orang tewas.
Sebelumnya, 20 Juni 2004, lima orang tewas dalam musibah pesawat Cessna 185 Skywagon, jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor.
Data sebelumnya, tiga orang tewas ketika pesawat Paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport, jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor pada 15 April 2004.
7 penumpang tewas dalam musibah helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, 29 Oktober 2003. Dan 10 Oktober 2002, seorang tewas akibat pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor.
Bukan hanya kecelakaan udara. April 1987, tujuh siswa STM Pembangunan Jakarta Timur ditemukan tewas setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang memiliki kedalaman 400 meter di punggung Gunung Salak.