Salon Lucky Sengat 2 Nyawa, Kesetrum Saat Perbaiki Atap
Kediri | SURYA-Warga Pare, Kabupaten Kediri geger ketika dua pekerja yang sedang membetulkan atap Salon Lucky di Jalan PB Sudirman 36, Pare, tewas tersengat listrik. Mereka ditemukan tewas masih dalam keadaan saling berpegangan di atas genteng cor, Senin (2/2).
Kedua pekerja nahas tersebut adalah Suwito, 40, dan Nur Wahid, 22, keduanya warga Dusun Mojolegi, Desa Bendo, Pare. Dari keterangan yang berhasil dihimpun Surya di lokasi kejadian, Suwito yang pertama kali tersengat jaringan listrik PLN bertegangan tinggi tersebut. Wahid yang berada di dekatnya berusaha menolong. Namun nahas bagi keduanya. Tegangan jaringan listrik PLN yang melintang di atas tengah Kota Pare ini terlalu tinggi. Keduanya tewas tersengat.
Atap salon ini hanya berjarak sekitar satu meter dari bentangan jaringan tiga kawat PLN.
Suwito mengalami luka parah. Di punggung bawah ditemukan luka melintang seperti terkena cambukan. Saat dievakuasi warga dan petugas polisi, tubuh kedua korban masih saling menyentuh. Posisi Suwito berada lebih tinggi dari Wahid di bangunan atap Salon Lucky berlantai dua tersebut.
“Yang tua yang kesetrum dulu. Kemudian, yang muda menolong dan meninggal bersama,” ujar salah petugas teknis PLN APJ Pare usai mengevakuasi korban dari atap genteng.
Untuk mengevakuasi dua korban, jaringan listrik seluruh Pare terpaksa harus dimatikan. Selama 30 menit jaringan PLN se Kota Pare mati. Lima petugas teknis diturunkan untuk menurunkan korban dari atap bersama warga dan petugas keamanan. Keduanya langsung dilarikan ke RSUD Pare.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu pemilik Salon Lucky, Ridwan, 60, sedang menerima tamu di ruang lain. Salon milik Ridwan ini menempel di samping kanan rumah. Dia dikagetkan dengan suara jeritan sesaat dan teriakan kesetrum dari luar rumah. Setelah Ridwan mengecek, di sepanjang Jl PB Sudirman sudah dipenuhi puluhan warga. “Saya baru tahu kalau dua pekerja saya kesetrum di atas atap. Mereka kami suruh memperbaiki atap yang mulai bocor,” terang Ridwan saat ditemui Surya.
Sudah 12 hari, Suwito dan Wahid mendapat job membongkar genteng rumah yang jadi satu dengan salon. Setiap hari, mereka diupah Rp 30.000. Ukuran rumah ini 8 x 10 meter.
Muyoko, Asisten Manajer Teknik PLN Pare yang datang ke lokasi menyayangkan pemilik rumah dan salon yang membangun rumah tanpa memperhatikan bahaya.
Hanya berjarak 1,5 meter dari rumah ini melintang jaringan listrik PLN bertegangan menengah. Satu meter dari jarak kabel kawat ini bisa menimbulkan efek luar biasa. Orang bisa tersedot dan terkena imbas tegangan tinggi.
“Tiga kabel kawat telanjang itu sangat berbahaya. Itu masuk ketegori tegangan menengah karena tegangannya sampai 20.000 volt. Sebaiknya, jarak atap rumah dengan kawat PLN ini minimal 3 meter,” jelas Muyoko.
Sementara itu, suasana di RSUD Pare diwarnai hujan tangis memilukan. Beberapa saudara korban berdatangan untuk melihat kondisi Suwito dan Wahid. Suwito meninggalkan istri, Umi Salamah, 38, dan dua anak. Sedangkan Wahid tewas dalam status masih membujang. k2
Berita Terkait