Spesialis Pembidik Nasabah BCA, 2 Rampok Ditembak Pas Dada,Langsung Tewas di Tempat
Surabaya | SURYA Online-Dua perampok yang spesialis membidik nasabah bank, menemui ajalnya saat sedang
beraksi di sekitar kantor bank BCA Jl Kertajaya Indah Surabaya, Selasa (13/1) kemarin.
Dua perampok bernama M Syoib alias Said, 34, yang asal Sampang (Madura) dan Ismail, 34, warga Pekalongan (Jawa Tengah) ditembus dadanya dengan timah panas oleh aparat kepolisian, dan langsung tewas di tempat kejadian di Jalan Raya Kertajaya Indah, arah kampus ITS.
Peristiwa itu bermula saat warga Jalan Manyar Tirtoyoso, Hari Sasongko, 25, mengambil uangnya di BCA cabang Kertajaya sekitar pukul 09.30 WIB. Uang itu dimasukkan dalam tas kulit yang dicangklongnya, dan kemudian Hari melenggang keluar kantor bank untuk pergi dengan Honda Mega Pro Hitam-nya L 5041 XL.
Dalam perjalanan ke arah kampus ITS itu, Hari tak menyadari bahwa dirinya sedang dibuntuti oleh Syoib dan Ismail yang berboncengan menaiki Honda GL Max. Pada jarak sekitar 200 meter dari kantor bank atau mendekati bundaran Jalan Kertajaya Indah dekat kantor KONI Jatim, Syoib Cs langsung memotong laju motor Hari. Hari tidak sempat bertanya karena dengan segera dia ditodong pistol jenis colt oleh Ismail yang dibonceng Hari.
Sementara, di saat bersamaan Syoib mengeluarkan pisau sepanjang 40 cm yang diselipkan di pinggulnya. Tanpa perlawanan dari korbannya, kedua perampok ini merampas tas Hari dan langsung tancap gas.
"Meskipun sebenarnya pistol yang dibawa pelaku tidak ada pelurunya, korban ketakutan juga, sehingga menyerahkan uangnya begitu saja," kata Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polwiltabes Surabaya, AKBP Susanto, Selasa (13/1).
Susanto mengatakan, ketika perampok beraksi cepat dan kemudian kabur, kebetulan di belakang mereka ada dua polisi tidak berseragam yang sedang berpatroli dengan berboncengan sepeda motor. Jarak antara patroli polisi dan perampok itu tak seberapa jauh.
Kontan, dua polisi tersebut mengejar Syoib Cs, sehingga sempat terjadi kejar-kejaran di lalu lintas padat, dan menjadi tontonan orang banyak. Mengetahui motornya makin terkejar oleh motor polisi, Ismail yang dibonceng Syoib lantas menodongkan pistol ke arah polisi di belakangnya.
Tidak ingin mati konyol, polisi memberi tiga kali tembakan peringatan ke udara agar keduanya menyerah. Namun, letusan itu tidak digubris sehingga polisi terpaksa melepaskan tembakan ke arah Ismail. Dadanya tertembus peluru, Ismail langsung jatuh terpental dari sepeda motor dan tersungkur di jalanan bersimbah darah.
Rekannya menyerah, tak membuat Syoib takluk. Dia malah membalik motornya dan dari jarak yang agak dekat itu, Syoib mengeluarkan pisau panjangnya dari pinggulnya. Tak ingin kalah kesempatan, polisi pun langsung menembak juga dada Syoib.
"Keduanya memang target kami selama ini," kata AKBP Susanto.
Satreskrim memang sengaja membuat tim khusus untuk memburu kawanan perampok nasabah bank, dan Syoib Cs merupakan target utama. Menurut keterangan Susanto, dalam sebulan terakhir, berdasarkan penyelidikan polisi, empat perampokan nasabah bank di Surabaya ternyata dilakukan oleh Syoib Cs.
Pada 4 Desember 2008 dia merampok nasabah BCA di rumah di nasabah itu di Jalan Dharmahusada Indah Utara VIII/ 55 dan berhasil menggondol Rp 16 juta serta ponsel. Pada 14 Desember, dia merampok nasabah dan membawa Rp 16 juta saat nasabah itu baru keluar dari kantor BCA di Pertokoan Darmo Park.
Lantas pada 7 Januari 2009, Syoib Cs merampok nasabah BCA Jl Diponegoro saat si nasabah baru saja masuk ke kantornya Laboratorium Pacar 2 Jalan Musi usai mengambil uang Rp 28 juta. Terakhir adalah perampokan berbuah maut di Kertajaya Indah kemarin.
“Dia sudah meresahkan. sehingga nasabah ketakutan setiap membawa uang,” jelas Susanto.
Data kriminalitas Syoib Cs ternyata tidak hanya di Surabaya. Dia diketahui juga jadi buronan lintas provinsi. Setidaknya ada tiga kepolisian daerah (Polda) yang memburu kelompok Syoib Cs ini, yakni Polda Metro Jaya, Polda Jawa Tengah dan Polda Jawa Timur.
Setelah terkapar, diketahui bahwa kedua perampok ini mengantungi jimat. Menurut polisi, jimat itu dipakai pelaku dalam setiap aksinya. Barang barang bertuah tersebut ternyata cukup banyak, setidaknya ada 20 item. Mulai rajah dalam kertas dan kulit, batu akik bermacam-macam jenis, kayu stigi, bambu, gagang keris, kacang, kulit kambing, rompi ontokusumo, serbuk, pala, dan lain-lain
Benda-benda tersebut dibungkus dalam ukuran pajang dan diikatkan ke pinggang pelaku.
Sedangkan barang bukti lain yang digunakan saat beraksi, yakni pisau dan celurit, dimasukkan ke dalam tas hitam ransel plastik. Di dalam tas itu ada dua buku pelajaran milik anak TK di Surabaya. Diduga tas dan buku ini milik anak pelaku yang digunakan orang tuanya dalam kejahatan.uca
Berita Terkait