Ramadan 2019
Arti Lailatul Qadar dan Alasan Disebut Malam yang Lebih Baik dari 1000 Bulan, Begini Kisahnya
Ternyata ada kisah di balik Lailatul Qadar sehingga disebut sebagai malam yang lebih baik dari malam seribu bulan
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Ternyata ada kisah di balik Lailatul Qadar sehingga disebut sebagai malam yang lebih baik dari malam seribu bulan
Dilansir dari Tribun Wow dalam artikel 'Tanya Pak Ustaz: Mengapa Lailatul Qadar Sangat Istimewa hingga Disebut Malam Seribu Bulan?', menurut dosen IAIN Surakata, Hj. Ari Hikmawati, S.Ag., M.Pd menyebut Lailatul Qadar dijelaskan dalam surat Al-Qadr.
Dan di dalam surat tersebut disebutkan kalau Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari 1000 bulan, mengapa disebut demikian?
Menurut Ari Hikmawati, hal ini karena Asbabun Nuzul dari Lailatul Qadr itu berawal pada saat Rasulullah menceritakan pada sahabat

Rasulullah bercerita bahwa para Bani Israil beribadah tanpa maksiat selama 80 bulan berturut-turut.
Kemudian para sahabat juga berkeinginan hal serupa
Lalu turunlah malaikat Jibril menurunkan surat Al-Qadr pada Nabi Muhammad bahwa umatnya juga bisa melakukan itu dengan adanya malam Lailatul Qadr yang satu malam bernilai seribu bulan.
Kalau disamakan bisa 83 tahun kurang lebih.
Jadi hampir sama dengan apa yang dijalankan Bani Israil pada saat itu.
Cara Mendapat Ampunan Allah SWT saat Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam penuh pengampunan.
Satu di antara cara mencari ampunan itu juga bisa dengan memperbanyak membaca Alquran.

"Ramadan terasa semakin mulia disebabkan karena didalamnya juga diturunkan kitab suci Alquran pada Lailatul Qadar. Karenanya, Alquran turun agar menjadi jalan terang ilahi untuk mengajak setiap individu agar tergerak pada capaian sebagai manusia sejati," kata Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA), Wasid Mansyur, Kamis (23/5/2019).
Alquran turun pada bulan Ramadan lanjutnya bukan sekedar peringatan fisik, tapi peringatan spiritual atau ruhiyyah agar semua umat dapat memetik hikmahnya.
Jika tidak, berarti semangat keberagamaan kita masih banyak terjebak pada hal yang fisik dan ujung-ujungnya berlalu tanpa makna.