Kilas Balik
Serangan 'Kejutan' Kopassus Bikin Pemberontak Kabur Dalam Hitungan Menit Meski Punya Senjata Modern
Kopassus pernah melancarkan misi serangan 'kejutan' yang membuat pemberontak kocar-kacir dalam hitungan menit, simak kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Kopassus pernah melancarkan misi serangan 'kejutan' yang membuat pemberontak kocar-kacir dalam hitungan menit, meski mereka dilengkapi dengan senjata modern
Seperti dilansir dari buku 'Benny Tragedi Seorang Loyalis' karya Julius Pour, saat itu Kopassus tengah menjalankan operasi penumpasan pemberontak PRRI yang memiliki sejumlah persenjataan modern keluaran Amerika Serikat
Meski didukung dengan persenjataan terbaru milik Amerika Serikat, Kopassus berhasil membuat para pemberontak itu lari kocar-kacir
Serangan 'kejutan' Kopassus itu diawali dengan serangan udara untuk memecah kekuatan pemberontak PRRI

Sejumlah pesawat pemburu P-51 Mustang & Bomber B-25 Mitchell secara bergantian menembakkan senjata andalannya pada basis pertahanan pasukan PRRI di Lapangan Udara Simpang Tiga.
Pesawat P-51 Mustang pun memuntahkan peluru berkaliber 12,7 milimeternya.
• Polisi Gerebek Praktik Tes Keperawanan Demi Emas Gaib, Gadis 15 Tahun ini Jadi Korban
• Cara Terbaru Menyadap Chat WhatsApp Pasanganmu Tanpa Aplikasi Penyadap, Cukup Browser di HP
• Krisdayanti Akhirnya Buka Rahasia Bisa Lolos ke Senayan, Istri Raul Lemos Incar Komisi Intelijen
• Kakek 70 Tahun di Lamongan Tak Pakai Baju Bareng Cewek Lebih Muda, Jelalatan saat Kepergok
Kombinasi serangan pesawat fighter dan bomber itu bertujuan untuk memecah belah pasukan PRRI sebelum pasukan RPKAD (kini Kopassus) diterjunkan.
Meski pemberontak PRRI sempat memberikan perlawanan dengan menembakkan senjata Arhanud (Artileri Pertahanan Udara), tapiitu tak bertahan lama.
Mendekati titik penerjunan, jump master memberi isyarat agar para prajurit Kopassus bersiap.
Sebanyak Tiga Kompi prajurit Kopassus berhasil mendarat dengan selamat tanpa kerugian apapun.
Para pemberontak PRRI tak mengira dengan serangan 'kejutan' para prajurit Kopassus

Para prajurit Kopassus bergerak cepat sambil meluncurkan tembakan, membuat pasukan PRRI langsung berlarian masuk ke dalam hutan.
Para pemberontak itu meninggalkan senjata yang baru mereka dapat dari Amerika Serikat
Dan para prajurit Kopassus terkejut dengan persenjataan yang didapat dari para pemberontak.
Hampir semuanya senjata modern.
Kendati demikian, rupanya para pemberontak PRRI tak memiliki semangat juang yang tinggi.

Lapangan Udara Simpang Tiga jatuh ke tangan RPKAD (Kopassus) dalam hitungan menit
Seorang anggota PRRI yang menyerah kemudian disuruh untuk menyetir sebuah truk berkeliling beberapa kali di landasan.
Hanya untuk memastikan tidak ada ranjau atau jebakan yang dipasang para pemberontak PRRI di sekitar sana.
Operasi Pembebasan Pesawat Woyla
Misi Kopassus lainnya yang tak kalah legendaris yakni operasi pembebasan pesawat Woyla
Saat itu Kopassus menyelamatkan para sandera saat tragedi pembajakan pesawat DC 9 Woyla
Seperti dilansir dari buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' ,Tempo, PT Gramedia, 2015
Puncak pembajakan pesawat DC 9 Woyla terjadi pada 31 Maret 1981, di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.

Karena saat itulah dilaksanakan Operasi pembebasan
Kala itu, pasukan yang diterjunkan adalah pasukan Grup 1 Koppasandha.
Operasi tersebut di bawah komando Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen Benny Moerdani.
Adapun Letkol Infanteri Sintong Panjaitan ditunjuk menjadi pemimpin operasi di lapangan.
Pada Selasa (31/3/1981) sekitar pukul 02.30 WIB, pasukan Kopassus mulai bergerak setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Thailand.
Saat penyerbuan, pasukan terbagi dalam lima tim.
Tiga tim bertugas menyerbu ke dalam pesawat, dua lainnya bersiaga di luar.
Tim pertama dipimpin Kapten Untung Suroso yang akan masuk dari pintu darurat depan.
Tim kedua dipimpin Letnan Dua Rusman AT yang bertugas menyerbu dari pintu darurat atas sayap kiri pesawat.
Adapun pemimpin tim ketiga adalah calon perwira Ahmad Kirang yang masuk melalui pintu ekor pesawat.
Sekitar pukul 02.00, tim bergerak mendekati pesawat dengan menaiki mobil VW Kombi.
Berjarak sekitar 500 meter dari ekor pesawat, para pasukan pun mulai berjalan kaki.
Saat itulah Benny Moerdani menyusup ke barisan tim Ahmad Kirang.
Penampilannya berbeda dari yang lain. Benny Moerdani memakai jaket hitam dan menenteng pistol mitraliur.
Letkol Infanteri Sintong Panjaitan yang menjadi pemimpin operasi lapangan menjelaskan bahwa kehadiran Benny itu di luar skenario.
"Ini di luar skenario," ujarnya dalam buku 'Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.'

Namun pada akhirnya Sintong membiarkan Benny Moerdani tetap dalam pasukan.
Setelah pesawat berhasil dikuasai pasukan Kopassus, Benny Moerdani lagi-lagi melakukan aksi tak terduga.
Benny Moerdani tiba-tiba masuk ke pesawat sambil menenteng pistol bersama Kolonel Teddy.
Benny Moerdani kemudian menuju kokpit dan menyuruh Teddy untuk memeriksa panel elektronik Woyla.
Setelah dinyatakan aman dari ancaman bom yang diaktifkan melalui sirkuit pesawat, Benny Moerdani lantas mengambil mikrofon.
"This is two zero six. Could I speak to Yoga, please?" kata Benny.
Yoga Soegomo yang berada di ruang crisis center di menara bandara pun merespons.
"Operasi berhasil, sudah selesai semua," ujar Benny Moerdani melapor.
Operasi pembebasan itupun berjalan sukses.
Kopassus hanya butuh waktu tiga menit untuk menumpas para pembajak dan membebaskan para sandera.