Berita Entertainment
Hotman Paris Menangis di Depan Lambhorgini Dapat Hadiah Kerupuk & Kacang dari Kliennya
Hotman Paris Menangis di Depan Lambhorgini Dapat Hadiah Kerupuk & Kacang dari Kliennya
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Hotman Paris merasa terharu dan menangis saat menerima kado dari orang-orang yang telah dibantunya.
Hal itu diungkapkan Hotman Paris dalam unggahan Instagram terbarunya, Sabtu (13/4/2019).
Dalam unggahan itum Hotman Paris mengaku terharu lantaran menerima kabar banyak masyarakat yang telah menunggu kehadirannya.
Sebelumnya, Hotman Paris diketahui berada di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur untuk menjadi pembicara.
Usai mengisi acara di Jombang, Jawa Timur, pria berusia 59 tahun itu memburu waktu karena mendapat kabar akan ada ratusan masyarakat yang menunggu kehadirannya di Jakarta.
• Menantu Bakar Mertua Hingga Tewas di Kabupaten Malang, Diduga Iri Hati Mertua Beli Kasur Baru
• SADIS! Detik-detik Aris & Ajis Memutilasi Tubuh Guru Honorer Bergantian, Pemilik Koper Orang Dekat
• Ashanty Menangis saat Ungkit Masa Lalunya, Terungkap Alasan di Balik Perlakuannya ke Karyawan
"Halo teman saya sebangsa yang masih punya hati nurani."
"Tadi malam saya harus beli tiket baru karena memburu waktu pulang dari Pesantren Tebu Ireng karena tau ratusan masyarakat di Kopi Johny akan menunggu saya pada Sabtu pagi," ucapnya dalam unggahan video.
Rupanya masyarakat tersebut ingin meminta bantuan dalam mencari keadilan.
Suami Agustianne Marbun itu, selama ini tak hanya dikenal pengacara tajir yang hebat, tapi juga berhati baik.
Hotman selama ini tak menuntut bayaran uang dari beberapa kliennya.
Ia rela mendapat bayaran berupa beberapa kantong plastik berisi kerupuk.
Bahkan Hotman merasa sedih dan terharu mendapat oleh-oleh tersebut dari masyarakat.
Hal ini diungkapkan Hotman di depan mobil Lamborghini warna oranye miliknya.
"Saya datang dengan mobil Lamborghini puluhan miliar, sepatu yang juta dan Rolex yang miliaran."
"Kalau kita punya hati nurani, saya menangis menerima kado-kado dari masyarakat yang mereka datang mencari keadilan."