Berita Trenggalek
Asyiknya Wisata Jelajah Hutan Durian Trenggalek: Memanen dan Menikmati Durian Berbagai Varian Rasa
Asyiknya wisata jelajah hutan durian Trenggalek: memanen dan menikmati durian berbagai varian rasa.
Penulis: David Yohanes | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | TRENGGALEK - Kabupaten Trenggalek mempunyai kebun durian hingga ribuan hektar. Namun mayoritas berada di kawasan hutan milik Perum Perhutani.
Surya.co.id berkesempatan memasuki hutan durian di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, salah satu lokasi hutan durian ini berada. Perjalanan ditemani oleh anggota Kelompok Tani Sri Rahayu II dan personil Perhutani. Mereka hendak memanen durian yang sudah masak dan jatuh dari pohonnya.
Area hutan ini berbatasan langsung dengan permukiman warga. Untuk menuju tengah hutan, ada jalan setapak yang biasa dilewati warga. Baru saja berjalan, pohon-pohon durian dengan buah bergelantungan langsung terlihat.
Tidak ada istilah petik durian. Karena durian yang dipanen adalah buah yang sudah jatuh dari pohonnya. Untuk pohon yang bisa dipanjat, petani akan mengikat durian dengan rafia agar saat terjatuh, buahnya bergelantungan di tali.
“Kadang kalau buahnya jatuh, kena batu kan jadi rusak. Kalau yang pohohnya sangat tinggi, dibiarkan saja jatuh sendiri,” ucap Sujono, Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu II.
Setiap petani mempunyai pohon sendiri-sendiri. Sujono dan kawan-kawan kemudian mencari durian yang sudah jatuh. Ada juga yang mengambil buah yang bergelantungan di tali, karena sudah diikat sebelumnya.
Hutan durian ini berhawa sejuk, karena cahaya matahari tidak bisa menembus rimbun dedaunan. Namun karena harus berjalan naik, dibutuhkan tenaga ekstra. Namun saat satu per satu mulai menemukan buah durian, rasa capai seolah terbakar.
Di dalam hutan, para petani ini mendirikan gubuk kecil untuk beristirahat. Di gubuk inilah durian yang didapat bisa dinikmati. Menurut Sujono, ada lebih dari 100 jenis durian di hutan ini.
“Ada montong, varietas lokal seperti ridin atau durian kunir, kendil, petruk, bajul, bazoka, ripto dan masih banyak lagi. Nama-nama itu diambil dari pemiliknya,” sambung Sujono.
Saat sudah mendapatkan begitu banyak buah durian, maka yang perlu dilakukan adalah mengendalikan nafsu makan. Sebab kita akan disajikan durian dengan berbagai rasa. Ada yang dominan pahit, campuran pahit dan manis yang seimbang, hingga rasa manis serta harum luar biasa.
Sujono dan kawan-kawan sengaja memilihkan durian dengan ukuran kecil, agar semua bisa dicoba tanpa membuat enek dan kenyang. Dari semua varietas yang ada, durian ripto yang paling terkenal.
Durian ini pernah menang kontes di tingkat nasional. Jenis ini yang sekarang banyak dikembangkan oleh para petani. Bahkan produksinya masih kurang dibanding dengan pesanan yang ada.
“Kalau ripto kami tidak bingung. Asal ada barang saja pasti ada yang langsung beli,” ucap Sujono.
Sayangnya produksi durian tahun ini menurun karena cuaca yang tidak menentu. Menurut para petani, panen tahun ini hanya seperempat dari kondisi normal. Alhasil durian yang didapat juga tidak banyak.
Wakil Administratur Perhutani Kediri Selatan, Andy Iswindarto mengungkapkan, dari identifikasi yang sudah dilakukan, ada 150 varian durian di hutan Desa Dukuh. Saat musim durian, satu pohon bisa menghasilkan 200 hingga 300 buah.