Doktor Universitas Negeri Makassar Bunuh Wanita Modis Rekan Kerja, Diduga Bermotif Selingkuh

SURYA.co.id - Seorang bergelar Doktor di Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Wahyu Jayadi MPd (44) tega menghabisi rekan kerjanya bernama Siti Zulaeha Djafar alias Ela (39).

Diduga, pembunuhan itu bermotif selingkuh atau perselingkuhan. Doktor Wahyu diperiksa aparat kepolisian selama kurang lebih 10 jam, setelah 5 jam terakhir, dia mengungkap alasan membunuh Ela yang dikenal sebagai wanita modis di kampus itu.

Sehari-hari, Doktor Wahyu dan Ela bertugas di Lantai II Menara Phinisi, Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Gunungsari, Jl AP Pettarani, Rappocini, Makassar.

Doktor Wahyu, juga menjabat Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Negeri Makassar (UNM) Kampus Gunungsari.

Keduanya sebenarnya sudah berumah tangga. Ela merupakan istri dari Kepala UPT Kehutanan Barru.

Dia ditemukan tewas mengenaskan di jok mobil Daihatsu Terios berwarna biru, Jumat (22/3/2019) malam.

Awalnya, ada dugaan terbunuhnya wanita modis itu bermotif pembunuhan karena perampokan. Namun, polisi kemudian melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap orang-orang terdekat. 

Kurang dari 24 jam, polisi mengungkap siapa pembunuh Ela. Pelakunya ternyata adalah seorang Doktor ilmu olahraga, Dr Wahyu Jayadi MPd.

Pelaku dan Ela sama-sama asal Kabupaten Sinjai.

Keduanya juga bertetangga di Komplek Sabrina Residence, Kelurahan Manggarupi, Kecamatan Somba Opu, Gowa.

Informasi yang diperoleh Tribun (grup SURYA.co.id), sebelum pindah ke Manggarupi, Doktor Wahyu pernah menetap lama di Kompleks Permata Hijau, Jl Hertasning Timur, Panakkukang, Makassar.

Korban dan pelaku juga dekat dan sering bertemu dalam konteks relasi pekerjaan di Lantai II Menara Phinisi, Kampus UNM Gunungsari, Jl AP Pettarani, Rappocini, Makassar.

Rektor UNM Prof Dr Husain Syam MTp, mengaku terkejut.

"Wahyu itu terlihat anak baik. Dia bosnya KKN. Ramah dan kantornya satu lantai dengan almarhum di Menara (Phinisi)," katanya kepada Tribun (grup SURYA.co.id), Sabtu (23/3/2019) pagi.

Pihak rektorat tak mau berspekulasi soal motif.