Berita Surabaya
Trenyuh, Isi Surat Hendra Winata untuk Orangtua Sebelum Gantung Diri di Rangkah Rejo Surabaya
Trenyuh, ini isi surat kematian Hendra Winata untuk orangtuanya sebelum gantung diri di Rangkah Rejo Surabaya
SURYA.co.id | SURABANYA - Kurangnya perhatian dari keluarga diduga menjadi pemicu gantung diri yang dilakukan Hendra Winata (38) di rumahnya Rangkah Rejo III/14, Tambaksari, Kota Surabaya, Jumat (25/1/2019).
Sebelum gantung diri, pria yang tinggal sendiri ini berkirim surat kepada orangtuanya di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
"Dia mengirimkan surat rencana bunuh diri. Menurut saudaranya dia merasa tidak dihiraukan keluarganya, tidak diperhatikan," kata Kapolsek Tambaksari, Kompol Gatot Hariyanto di lokasi kejadian, Jumat (25/1/2019).
Surat tersebut ditulisnya di atas kertas putih bergaris, menggunakan bolpoint bertinta biru.
Dalam surat bertanggal 22 Januari 2019 itu, Hendra Winata menyebut dirinya bernama Ping.
• Pria Surabaya Gantung Diri di Rumahnya Rangkah Rejo Tambaksari, Ini Sosok yang Menemukannya
• Sebelum Gantung Diri di Rangkah Rejo Surabaya, Hendra Winata Kirim Pesan Kematian pada Orangtuanya
• Pria Gresik Bunuh Diri Bareng Kekasihnya di Kamar Hotel Pamekasan, Jasad Mereka Ditemukan Terpisah
Begini isi surat kematian tersebut,
"Begitu surat ini diterima Ping tidak bisa dihubungi, berarti Ping sudah tidak ada di dunia ini. Ping mengakhiri hidup.
Hal ini Ping lakukan demi membela hak dan tugas mulia yang seharusnya Ping-Ping punya potensi untuk itu, bila impian itu direnggut sudah tidak ada lagi yang tersisa untuk ping.
Ping sudah siap mental dan yakin berada di jalan yang benar dan untuk tujuan yang mulia.
Selama ini pun Ping berperilaku baik, suka beramal, fangsen, bermediasi dan tidak merugikan orang lain.
Karena itu Ping tidak takut mati. Ping hidup atau mati tergantung pada situasi.
Bila Ping mati mohon dikremasi, abunya larung ke laut klenteng Kenjeran saat air laut pasang, tidak usah ada upacara dan tolong dirahasiakan dari orang luar.
Selama ini Ping banyak menyusahkan Mamah, Ping mohon maaf dan ampunan dan juga pada bersama keluarga mohon maaf.
Untuk sanak keluarga, mohon Papa dan Mama dijaga dan dirawat dengan baik.
Saya yakin kalian mampu melakukannya. Bila mati, saya mati dengan tenang dan damai.