Kasus Baiq Nuril
Wawancara Eksklusif - Baiq Nuril Maknun Lega tapi Waswas Dijebloskan ke Penjara
Mantan pegawai honorer pada bagian tata usaha SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Nuril Maknun (40) mengaku lega.
SURYA.co.id | JAKARTA - Mantan pegawai honorer pada bagian tata usaha SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Nuril Maknun (40) mengaku lega.
Kelegaan itu dirasakan Baiq Nuril setelah Kejaksaan Agung menunda eksekusi hukumannya. Namun masih waswas, setiap saat bisa masuk penjara serta denda Rp 500 juta karena bersalah menyebarkan rekaman bermuatan kesusilaan, pembicaraan dia dengan Muslim, mantan kepala sekolah/atasan Baiq Nuril, kini menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang pada Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Mataram.
Berikut hasil wawancara eksklusif wartawan Tribun Network Alfreda dengan Baiq Nuril di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (22/11) sore.
Baca: Direktur Eksekutif IPI Sebut Jenderal Andika Perkasa Pernah Menangkap Pimpinan Al Qaeda
Baca: Pedangdut Sisca Dewi : Saya Tahu Dia (Irjen Pol BS) Tak Boleh Beristri Lebih dari Satu
Ia bersama penasehat hukum Joko Jumadi, menumpang pesawat pukul 17.15 WIB dari Terminal 1A menuju Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.
Kasus yang memidana Nuril sangat viral, hebohnya sampai ke Jakarta. Para pejabat negara pun turun tangan, seperti Kejaksaan Agung menunda eksekusi, Presiden Jokowi meminta Anda mengajukan surat permohonan amnesti. Bagaimana perasaan anda saat ini, setelah Jaksa Agung menunda eksekusi?
Ya agak lega, leganya tapi setengah-setengah lah. Karena kan masih panjang prosesnya, belum ada putusan yang betul-betul sah tentunya. Karena cuman penundaan. Yang pasti perasaannya masih waswas gitu lah.
Saat bepergian seperti ini, Anda apakah membawa serta anak dan suami?
Enggak, anak-anak di rumah semua. Soalnya kan sekolah. Anak ada tiga semua masih sekolah, semuanya inisialnya R. Yang pertama sudah kelas 1 SMA, yang kedua kelas 1 SMP, dan yang paling bontot masih 1 SD di Lombok Tengah.
Bagaimana reaksi keluarga terhadap penundaan eksekusi ini?
Sudah langsung dikabarin keluarga. Semua seneng sekali pas denger tapi kan kayak tadi saya bilang prosesnya kan masih panjang.
Siapa yang tampak paling gembira saat mengetahui anda tidak jadi (setidaknya) ditunda eksekusinya? anakkah, suamikah, ibukah?
Reaksi paling seneng itu anak. Mereka meluk aja, senang sampai menangis
Apakah anak anda, merasa senang setelah suratnya kepada presiden mendapat sambutan positif?
Pasti tentu seneng dan gak menyangka. Alhamdulillah.
Pembelajaran atau hikmah apa yang dapat petik dari kasus ini?